Liputan6.com, Jakarta Komitmen dalam sebuah hubungan menjadi aspek penting yang perlu dibangun oleh setiap individu dari pasangan. Terkadang tak mudah menjadikan dua pikiran menjadi satu--terlebih dalam situasi panas--kedua pasangan harus mampu menjadi air untuk meredakan suasana genting.
Sayangnya, tak semua pasangan mampu melalui masalah dalam hubungan dengan tenang. Ketika situasi semakin kacau, ujung-ujungnya salah satu dari pasangan memilih untuk mundur atau perlahan mulai membohongi pasangannya. Kondisi inilah yang memicu terjadinya perselingkuhan.
Advertisement
Hanya ada dua alasan singkat terjadinya perselingkuhan, pertama merasa kesepian dan kurang komunikasi dan kedua seseorang menemukan sosok yang lebih dari pasangan sebelumnya.
Pada dasarnya perselingkuhan sering dikaitkan dengan sisi emosi manusia yang sedang tidak stabil. Saat emosi melanda, individu akan mencari cinta dan kasih sayang di tempat lain. Mengutip laman Truth About Deception, ditulis Minggu (21/8/2016) berikut kebiasaan buruk yang memicu perselingkuhan terjadi.
- Terbiasa menutup diri. Akibat masalah yang melanda individu lebih tertutup dan bergantung pada orang lain dan mengabaikan pasangan.
- Sering lirak-lirik. Berada di sekitar orang yang lebih menarik secara seksual.
- Kurangnya waktu dengan pasangan. Terlalu sering menghabiskan banyak waktu di luar dan bertemu dengan orang lain dibandingkan dengan pasangan menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan.
- Merasa kesepian. Saat pasangan sibuk, kondisi ini menjadi rentan dengan rasa kesepian dan mencari seseorang lain.
- Hobi mabuk-mabukan. Situasi yang dipengaruhi oleh alkohol atau obat-obatan juga bisa menjadi pemicu perselingkuhan.