Liputan6.com, Makassar - Dampak musim kemarau mulai dirasakan warga di beberapa daerah di Sulsel. Salah satunya di Kota Parepare, tempat kelahiran mantan Presiden BJ Habibie.
Belakangan ini, warga Kota Parepare berjalan kaki hingga berkilo-kilometer jauhnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih. "Setiap musim kemarau warga di sini sangat kesulitan mendapatkan air dan hampir semua sumur warga menjadi kering," kata Sriyanti, seorang warga Bilalange Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulsel, Minggu (21/8/2016).
"Jadi terpaksa kami warga di sini berjalan ke kelurahan sebelah untuk mendapatkan air bersih dari sumur umum yang ada di kelurahan sebelah itu. Meski air di sumur umum tersebut juga sangat terbatas airnya," tutur dia.
Sriyanti mengungkapkan, untuk mendapatkan air bersih dari sumur di kelurahan sebelah tersebut, warga Bilalange harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer. "Itu pun kita harus berangkat subuh," ujar dia.
"Karena kalau tidak, sampai di sana orang sudah banyak yang antre dan bisa-bisa tak mendapatkan air karena memang airnya sangat terbatas di musim kemarau ini," tutur Sriyanti.
Jika Air Habis...
Jika sudah begitu, warga yang tak mendapatkan kebagian air hari itu harus menitipkan ember atau baskom yang dibawanya. Besok, baru mereka bisa membawa pulang embernya yang sudah berisi air. Warga sangat mengharapkan bantuan Pemerintah Daerah Kota Parepare.
Sementara itu Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Parepare Lukman Hakim menyatakan, saat ini belum memasuki puncak musim kemarau. Dia beralasan, beberapa wilayah di Kota Parepare terganggu dalam pemenuhan air bersih saat ini karena pengaruh dari pompa yang usianya sudah lama.
Baca Juga
Advertisement
Mesin pompa yang usianya sudah lebih 10 tahun itu, kata dia, belum pernah dilakukan pergantian sehingga kemampuan mesin tidak lagi kuat untuk memompa air ke pelanggan atau masyarakat Parepare.
"Kami juga telah mengganti pompa tersebut yang sudah lama tidak pernah dilakukan perbaikan. Nah mudah-mudahan dengan pemasangan pompa intake 40 liter yang baru ini berharap tidak ada lagi gangguan dalam jangka waktu yang panjang, kalau pun ada gangguan sifatnya satu perpelanggan saja, tidak ada lagi area-area yang tidak terlayani," ujar Lukman.
Selain itu, dia mengaku, jajarannya telah melakukan simulasi untuk mengantisipasi kekeringan.
"Kami sudah melakukan beberapa simulasi terkait dengan kemarau daerah-daerah mana saja yang harus kita antisipasi dengan 6 unit mobil tangki, mudah-mudahan dengan adanya mobil tangki tersebut bisa membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih, dan ini sifatnya gratis," kata Lukman.
Lukman menuturkan, jajarannya telah membentuk tim yang bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU), Pemadam kebakaran, Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
"Jadi memasuki puncak musim kemarau pelayanan mobil tangki diaktifkan," ujar Lukman.