Liputan6.com, Jakarta - Pebulu tangkis putri asal Malaysia, Goh Liu Ying tidak kecewa gagal merebut emas di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016. Medali perak yang dibawa pulang dari nomor ganda campuran bersama Chan Peng Soon sudah membuat Liu Ying puas.
Pihak keluarga juga ikut bangga. Bagi mereka medali perak bukan kegagalan mengingat jalan terjal yang harus dilalui sulung tiga bersaudara itu usai mengalami cedera lutut. Sebelum tampil di Rio de Janeiro, Liu Ying bahkan sempat naik meja operasi.
Baca Juga
Advertisement
Belum diketahui apakah Liu Ying bakal tetap melanjutkan karier bulu tangkisnya usai kembali dari Rio. Ayah dan ibunya, menyerahkan keputusan tersebut kepada Liu Ying.
Begitu juga mengenai hubungan asmara yang telah dijalaninya dengan seorang pria bernama Ong Jian Guo. Ayahnya, Goh Chak Whee, juga menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Liu Ying.
"Saat ini, saya tidak pernah dengar dia bilang mau nikah (setelah pulang dari Rio). Dia juga tidak pernah cerita mengenai hal itu," kata Chak Whee seperti dilansir Utusan.my.
"Mungkin buat sementara waktu...terlebih lagi Liu Ying baru dapat hasil bagus di Olimpiade, dia belum berpikir mengenai pernikahan," beber pria yang selama ini dikenal sangat dekat dengan putrinya, Liu Ying.
Menurut Chak Whee, hubungan putrinya dengan Ong Jian sudah terjalin sejak keduanya berusia 11 tahun. Kebetulan mereka berlatih di tempat yang sama. Sejak saat itu, keduanya seakan tak terpisahkan. Di mana Liu Ying berada, di situ ada Ong Jian.
"Mereka (Ong Jian dan Liu Ying) selalu bersama-sama mulai dari Malaka, lalu pergi masuk SSBJ (Sekolah Olahraga Bukit Jalil), lalu jadi cadangan tim nasional, kemudian masuk tim senior," beber Goh.
"Bagaimana pun keputusannya, saya serahkan kepada yang bersangkutan. Saya ikut apa saja yang dia (Liu Ying) mau," ujar pria berusia 59 tahun tersebut menambahkan.
Awal Kenal Bulu Tangkis
Chak Whee bercerita, Liu Ying sudah tertarik bulu tangkis sejak usia 3 tahun. Minat Liu Ying muncul setelah dibawa ke gelanggang bulu tangkis. "Pada usia lima tahun, saya lalu mengajarinya bagaimana memegang pegang raket," kata Chak Whee.
Ternyata minat Liu Ying semakin besar. Saat Liu Ying berusia 11 tahun, Chak Whee lalu menyewa pelatih untuk mengajarinya. "Dari sana dia mendalami bulu tangkis," kata Chak Whee yang sehari-hari berprofesi sebagai arsitek.
Sayang perjuangan Liu Ying tidak terlalu mulus. Cedera lutut yang menimpanya sejak beberapa tahun lalu membuat kariernya terganggu. Sebelum Olimpiade 2016, Liu Ying harus menjalani operasi untuk memulihkan cedera lutut yang mengganggunya.
Sejak awal, pasangan Peng Soon/Liu Ying tidak terlalu diunggulkan. Apalagi bagi bulu tangkis Malaysia, ganda campuran bukanlah nomor favorit. Keduanya sejak awal tidak ditarget mampu merebut medali di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Namun Liu Ying bersama pasangannya ternyata tampil memukau. Meski sempat kalah di babak penyisihan dari pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mereka masih mampu melaju hingga ke final. Di babak semifinal, Liu Ying dan pasangannya bahkan berhasil mengalahkan jagoan ganda campuran asal Tiongkok, Xu Chen/Ma Jin, 21-12, 21-19.
Tak salah bila media Tiongkok pun media Tiongkok bahkan sempat meberi julukan 'Dewi Bulu Tangkis Malaysia' kepada Liu Ying. Namun upaya mereka merebut emas akhirnya kandas setelah di babak final kembali menyerah dari ganda campuran Indonesia, Tontowi/Liliyana dengan skor 14-21 dan 12-21.
Selain berprofesi sebagai pebulu tangkis, Liu Ying juga punya bakat sebagai model. Wajahnya beberapa kali tampil sebagai model sampul majalah lokal Malaysia dan juga sebagai bintang iklan. Liu Ying juga dikenal aktif di media sosial dan memiliki banyak fans.
Advertisement