Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, menargetkan medali emas dari cabang olahraga karate di Olimpiade Tokyo 2020. Oleh karena itu, dia berharap persiapan selama empat tahun sebelum Olimpiade Tokyo bisa berlangsung maksimal.
Baca Juga
Advertisement
Gatot, yang juga Ketua Umum PB Forki, mengatakan, sejumlah ajang, termasuk Kejuaraan Nasional Karate Panglima TNI dan PON adalah event menyiapkan karateka-karateka Indonesia. Hal itu agar dapat melahirkan bibit-bibit karateka Indonesia terbaik yang mampu berbicara banyak di dunia, terutama untuk ajang sekelas Olimpiade.
"Empat tahun bagi persiapan atlet itu sangat singkat. Jadi, kita harus betul-betul mencari bibit yang terbaik. Emas jadi target di Olimpiade 2020 Tokyo," ucap Gatot kepada wartawan seusai acara penutupan Kejurnas Karate Panglima TNI Ke-4 2016, Minggu (21/8/2016) di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
"Nanti (Olimpiade 2020), itu pertama kalinya karate masuk menjadi cabang olahraga di Olimpiade. Kita harus punya mimpi, meskipun nanti di Olimpiade 2020 kita bermain di negara asal Karate, Jepang," jelasnya.
Target emas yang diusung Gatot bukan tanpa alasan. Prestasi karateka-karateka Indonesia di Junior WKF (World Karate Federation) pada November 2015 menjadi faktor Gatot percaya diri menggapai medali emas di Olimpiade 2020 Tokyo.
"Kita punya modal di mana empat atlet di junior WKF lalu di Tangerang, kita meraih medali emas. Itu panitia semua dari luar negeri, Presiden WKF dari Spanyol dan atlet kita mengalahkan karateka dari Spanyol," tuturnya.
Kejurnas Karate Piala Panglima TNI 2016 baru saja berlangsung. Perguruan INKAI menjadi juara umum, sedangkan untuk kategori TNI, Mabes AD yang menjadi kontingen pengoleksi medali emas terbanyak di Kejurnas Karate Piala Panglima TNI 2016. Ajang itu sebagai persiapan karateka-karateka Merah Putih sebelum ke Kejuaraan Asia Karate Federation (AKF) di Makassar, Sulawesi Selatan. November 2016.
