Liputan6.com, Rio de Janeiro - Pelari 5.000 meter asal Selandia Baru, Nikki Hamblin dan asal AS Abbey D'Agostino diganjar medali 'Penghargaan Istimewa' di Olimpiade Rio, yaitu medali untuk sportifitas dan kemanusiaan.
Kedua pelari itu diganjar medali Pierre de Couberin, yang hanya diberikan sebanyak 17 kali sepanjang sejarah Olimpiade.
Advertisement
D'Agostino kala sedang berlaga di semi final 5.000 meter di Olimpiade Rio, tersandung oleh Hamblin dan keduanya jatuh. Mereka lantas mencoba berdiri. Sementara Hamblin berlari, D'Agostino tidak.
Hamblin memutuskan untuk membantu D'Agostino. Belakang diketahui lututnya robek.
Bersama-sama, D'Agostino dan Hamblin berlari melanjutkan pertandingan hingga garis finis.
"Kisah D'Agostino dan Hamblin adalah salah satu contoh kemanusiaan serta pengorbanan yang telah membuat hati seluruh orang di dunia 'meleleh'," tulis Internasional Olympic Commitee (IOC) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari News.com.au Senin (22/8/2016).
Sementara itu, Hamblin mengatakan ia merasa terhormat setelah mendapatkan penghargaan langka itu.
"Penghargaan ini sungguh luar biasa. Aku bangga atas apa yang kami lakukan, dan percaya bahwa kita bisa jadi pesaing sekaligus penolong di saat yang sama. Di sini orang berebut untuk menang, tapi ada yang memilih untuk tidak. Perjalanan mencapai itu sangat penting. Dan ini adalah momen paling penting buat kami," kata Hamblin.
Penghargaan itu diberikan kepada mereka oleh wakil presiden IOC, Nawal El Moutawakel yang mengatakan Olimpiade Rio adalah olahraga yang akan diingat orang sebagai momen penuh magis dan kekuatan kemanusiaan.