Begini Cara Kemenperin Cetak Pekerja Terampil di Industri Tekstil

Kinerja industri tekstil dan produk tekstil meningkat mendorong kenaikan kebutuhan tenaga kerja sektor industri itu.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Agu 2016, 11:11 WIB
Pekerja mencoba memasangkan hasil produksi pada sebuah patung,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan program Diklat Operator Mesin Industri Garmen dengan sistem Three in One (3 in 1) pada Balai Diklat Industri Jakarta. ‎

Adanya program ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kompeten dan terampil di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).

Dia mengungkapkan,‎ seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT tiap tahunnya, terjadi juga peningkatan kebutuhan tenaga kerja sektor industri tersebut. Kebutuhan ini tidak saja pada tingkat operator tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4.

"Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang setiap tahun mencapai 500 orang. Sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun," ujar dia di Balai Diklat Industri, Jakarta‎, Senin (22/8/2016).

Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli di bidang TPT ini, lanjut Airlangga, pihaknya menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang. Program ini bekerjasama dengan STTT Bandung, PT APAC Inti Corpora dan Asosiasi serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Selain itu, pada tahun 2015 Pusdiklat Industri Kemenperin bekerjasama dengan asosiasi tekstil dan Pemerintah daerah Kota Solo telah membuka Akademi Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 2 di Solo Techno Park yang seluruh lulusannya ditempatkan bekerja pada perusahaan industri," kata dia.

Sementara pada 2016, Kemenperin juga menyelenggarakan ‎program diklat operator mesin Industri garmen berbasis three in one yang akan dibuka secara resmi pada Senin pekan ini.

Ia menuturkan, pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi dan diklat industri berbasis kompetensi sangat diperlukan untuk penyiapan tenaga kerja industri yang kompeten, khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dengan demikian tenaga kerja Indonesia harus dipersiapkan untuk mampu bersaing dengan tenaga kerja dari Negara-negara ASEAN lainnya.

‎"Saya menyambut baik program diklat operator mesin Industri garmen berbasis three in one yang akan dibuka pada hari ini. Dan juga mengapresiasi program-program pendidikan vokasi berbasis kompetensi untuk menyiapkan tenaga kerja ahli bidang industri TPT mulai tingkat Ahli Pertama (Diploma 1) sampai dengan tingkat Ahli (Diploma 4), baik yang telah berjalan maupun yang akan dikembangkan," jelas dia.

Selain itu, Airlangga berharap, telah mendapatkan pengalaman bekerja yang cukup, para lulusan diklat ini dapat membuat suatu kelompok usaha bersama untuk mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) Tekstil. Nantinya IKM ini dapat menerima order dari perusahaan-perusahaan TPT yang telah berkembang.

"Kami berharap Balai Diklat Industri Jakarta dan Pusdiklat Industri dapat memfasilitasi pengembangan wirausaha industri tersebut," kata dia. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya