Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia memiliki dua tantangan yang besar dalam perekonomian. Dia mengingatkan, jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan kekacauan.
Pertama, ketidakpastian yaitu politik dan keamanan global yang kemudian mempengaruhi kinerja keuangan dan ekonomi dunia.
"Lingkungan yang tidak pasti dan waktu ke waktu akan timbul letupan. Karena sudah era globalisasi letupan pojok, sudut, dampaknya ada pada kita. Interkoneksi negara ekonomi begitu berat kita harus waspada," kata dia di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (22/8/2016).
Dia mengatakan, jika terjadi krisis keuangan maka BI mesti berada di garis paling depan sebagai pengambilan kebijakan. Berkaca pada krisis 1997-1998, BI mesti memberikan respons paling awal dan mengantisipasi adanya dampak berkelanjutan.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau ini salah, dampak panjang dan koreksi panjang yang terjadi 1997-1998 first respon kurang pas. Dua bulan berlalu keadaan makin buruk," ujar dia.
Tantangan ke dua berupa perkembangan teknologi. Boediono menyadari, perkembangan teknologi akan mengganggu sistem yang lama atau tradisional. Termasuk dalam hal ini sistem pembayaran (payment) dan penyelesaian (settlement). Dia mengatakan, BI memiliki kendali untuk mengontrol perkembangan teknologi tersebut.
"Bank masih dominan dalam beberapa tempat monopoli, dalam payment dan settlement. Bank sentral mempunyai kendali bank-bank ini memiliki cara dengan tradisional tapi ini akan berubah cepat. Siap-siap saja. Karena payment tidak lagi satu tapi multiple yang berjalan sama-sama karena kemajuan akan membawa komplikasi dalam melaksanakan kebijakan moneter harus disiapkan. Riil sektor harus siap juga," tutur dia. (Amd/Ahm)