Liputan6.com, Baghdad - Pada 20 Agustus 2016, kepolisian Irak berhasil menggagalkan usaha bom bunuh diri seorang bocah berusia 12 atau 13 tahun, yang diduga merupakan utusan ISIS.
Rekaman video detik-detik pelucutan bom dari tubuh bocah yang mengenakan baju tim sepak bola Barcelona, bertuliskan nama Lionel Messi pada bagian belakangnya, menjadi viral di dunia maya.
Baca Juga
Advertisement
Dari dalam video yang dilansir dari Daily Mail, Senin (22/8/2016), terlihat bocah laki-laki itu menangis saat diringkus oleh aparat kepolisian di Kota Kirkuk, Baghdad, Irak.
Menurut media setempat, bom yang dipasangkan pada pinggang bocah tersebut dilucuti aparat kepolisian, sebelum akhirnya pelaku digiring ke tempat aman.
"Ada rencana aksi yang membahayakan Kirkuk malam ini," kata seorang aparat kepolisian setempat.
Aparat yang berwenang menyatakan bahwa bocah itu berencana untuk meledakkan dirinya di depan Masjid Shia. Aparat akhirnya meledakkan bom itu di tempat yang aman, jauh dari keramaian penduduk.
Serangan tersebut diduga merupakan balasan ISIS terhadap pasukan militer Peshmerga beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, menurut laporan media setempat, ISIS telah merilis sebuah aplikasi pembelajaran alfabet Arab, untuk anak-anak yang mereka didik.
Aplikasi tersebut menggunakan gambar kartun dilengkapi dengan senjata seperti tank, amunisi, dan pedang.
Gambar-gambar tersebut digunakan untuk mengajarkan anak-anak untuk mengingat huruf tertentu, dengan menggunakan metode yang 'kejam'.
Tidak hanya itu, ISIS bahkan memberikan pelatihan keras kepada anak-anak di daerah kekuasaan mereka di Irak dan Suriah. Bocah-bocah itu bahkan 'dilatih' untuk melakukan eksekusi mati brutal.
Hal tersebut menambah kekhawatiran di kalangan warga, atas meningkatnya penggunaan anak-anak sebagai 'senjata' pembunuh massal. Dua orang pelaku bunuh diri lainnya berhasil meledakkan diri di Kirkuk, pada Minggu 21 Agustus 2016.
Tiga orang terluka dalam satu serangan bom, sedangkan pada serangan lainnya tidak ada korban luka dilaporkan.
Anak-anak yang diduga diperdaya dan dijadikan bomber baru-baru ini juga meledakkan diri di Turki. Aksinya mengubah suka cita sebuah pesta pernikahan menjadi ajang pembantaian yang diratapi banyak orang.
Terkait insiden itu, Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan, ISIS diduga menjadi dalang di balik serangan bom bunuh diri yang dilakukan seorang bocah 12 hingga 14 tahun, di sebuah pesta pernikahan di Gaziantep, Turki.
Erdogan menegaskan, pelaku adalah anggota ISIS yang sengaja menargetkan etnis Kurdi. Kota Gaziantep terletak dekat dengan perbatasan Suriah dan terkenal sebagai sel ISIS.
Erdogan juga menyatakan, bom itu juga melukai 69 orang, 17 di antaranya luka parah.
Erdogan juga berargumentasi, "tidak ada perbedaan antara ISIS, militan Kurdi PKK dan pengikut Fethullah Gulen, otak dari kudeta," tulisnya dalam sebuah pernyataan.