Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, Arya Permana, bocah asal Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Karawang yang berbobot 140 kilo gram kini teman senasib. Namanya Li Hang, dari Tiongkok.
Usianya baru sembilan tahun tapi beratnya sudah 143 kg, dan ia tak bisa berhenti makan. Bukan karena ia sadar ingin makan, tapi karena bocah ini menderita kelainan genetik langka yang membuatnya terus-menerus kelaparan.
Baca Juga
Advertisement
Li Hang yang tinggal di kota Harbin, Tiongkok, didiagnosis dengan Sindrom Prader-Willi (PWS) pada tahun 2012. Sejak saat itu, ia telah berjuang dengan obesitas dan kondisi terkait lainnya, seperti perlemakan hati dan tekanan darah tinggi.
Menurut CCTV News, Hang juga mengalami ketidakstabilan emosi dan memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Keduanya juga karakteristik PWS.
"PWS memengaruhi laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama, serta dapat terjadi pada semua ras dan etnis," tulis Yayasan Prader-Willi Research.
Tambahan lagi, PWS yang dapat terjadi pada sekitar satu dari tiap 15.000 kelahiran ini diakui sebagai penyebab genetik yang paling umum dari obesitas yang mengancam jiwa. Misalnya saja Hang, meski ia lahir dengan berat normal, sekitar 2,5 kg, berat badannya mulai melonjak drastis saat berusia tiga tahun.
Ia sempat dibawa ke yayasan diet saat berat tubuhnya mencapai 167 kg. Di sana, berat badannya menyusut. Namun, pada bulan Maret, berat badannya kembali meningkat.
Di usianya yang masih muda, Hang terpaksa menjual bunga di jalanan Harbin. Orang tuanya mau tidak mau melakukan hal tersebut untuk membantu membayar tagihan medis untuk berbagai perawatan yang ia butuhkan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6