Liputan6.com, Yogyakarta - Satu lagi mahasiswa Indonesia mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Albertus Ivan Brilian meraih juara pertama tingkat dunia dalam dua kategori sekaligus di ajang 62nd International Pharmaceutical Students' Federation (IPSF) World Congress 2016 di Harare, Zimbabwe.
Mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, ini unggul dalam kategori Educational Poster Competition dan Patient Counseling Event. Mahasiswa yang akrab disapa Ivan ini mengalahkan puluhan mahasiswa dari berbagai negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Slovakia, Argentina, Polandia, Zimbabwe, Jerman, Korea Selatan, India, dan Singapura.
Seperti dikutip dari laman resmi Universitas Sanata Dharma, Senin (22/8/2016), kegiatan farmasi tingkat internasional yang diadakan pada 29 Juli hingga 8 Agustus 2016 ini dihadiri puluhan mahasiswa dari seluruh dunia. Kegiatan ini sebagai wadah pertukaran pengetahuan farmasi dan budaya, serta mengasah kemampuan mahasiswa melalui kompetisi kefarmasian.
Baca Juga
Advertisement
Kegiatan yang diadakan oleh IPSF dalam kongres dunia ini antara lain simposium, berbagai macam lokakarya, kampanye kesehatan, kunjungan farmasi rumah sakit dan industri, serta kompetisi seperti patient counseling event, poster competition, clinical skill event, dan compounding event.
Adapun poster yang dipresentasikan Ivan berjudul "Self-learning Herb Cabinet for Blind Children" awalnya merupakan hasil dari program kreativitas mahasiswa milik kelompoknya yang lolos didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi.
Dalam posternya, Ivan mempresentasikan kegiatan edukasi tanaman obat dan jamu kepada anak-anak penyandang tunanetra di MTs Yaketunis dengan menggunakan metode khusus, yakni Megatron (lemari toga elektronik). Metode ini dapat digunakan secara mandiri oleh anak tunanetra dalam mengenal dan membedakan tanaman obat.
Selain berprestasi, Ivan aktif dalam kegiatan yang melibatkan masyarakat. Pengalaman inilah yang membantu Ivan hingga akhirnya melaju berprestasi tingkat dunia.
"Keberhasilan ini tidak dapat dicapai tanpa bantuan dari Universitas Sanata Dharma, Pos Kesehatan St Antonius Kotabaru, Yayasan Persaudaraan Masyarakat Jogjakarta, dan Yayasan Tunanetra Yaketunis," ujar Ivan.
Semua itu adalah tempat belajar mahasiswa berprestasi tersebut melayani sekaligus konseling, berdinamika dengan tenaga kesehatan lain di masyarakat kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.