Petuah Terakhir Putra Sulung Jenderal Sudirman Sebelum Wafat

Keluarga besar Jenderal Sudirman akan menggelar doa tahlilan selama tujuh hari ke depan.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Agu 2016, 18:32 WIB
Prosesi pemakaman Ahmad Tidarwono, putra sulung Panglima Besar Jenderal Sudirman, di Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Putra sulung Jenderal Sudirman, Ahmad Tidarwono, meninggal dunia pada Minggu pukul 09.00 WIB di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH). Bugiakso, menantu Ahmad Tidarwono, mengatakan keluarga besar akan menggelar doa tahlilan selama tujuh hari ke depan.

Sebagai perwakilan keluarga, menurut dia, sosok mertuanya sangat dekat di mata anak dan cucunya. Bahkan, sosok Tidarwono sangat lekat dengan ayahnya, Panglima Besar Jenderal Sudirman.

"Akan ada doa tahlilan selama tujuh hari untuk mendoakan beliau. Beliau sosok yang baik," ucap Bugiakso di Yogyakarta, Senin (22/8/2016).

Bugiakso mengenal sang mertua sebagai sosok yang sabar dan tidak pernah marah. Tidak pernah emosi ini menjadi satu dari pesan mertuanya yang selalu diingatnya.

Menurut dia, petuah itu selalu terucap saat pertemuan keluarga atau sedang berkumpul. Pesan itu juga dapat dilihat dari tingkah lakunya langsung.

"Pertama, enggak pernah marah. Pernah ngendika (berbicara), katanya Pak Dirman berkata berwibawa itu tidak harus galak, dengan sabar orang bisa jadi orang berwibawa. Enggak pernah marah. Enggak pernah," ujar menantu putra sulung Jenderal Sudirman tersebut.

Bugiakso menambahkan, mertuanya juga selalu berpesan agar senantiasa mementingkan urusan rakyat. Ajaran ini merupakan ajaran dari Panglima Besar Jenderal Sudirman yang diucapkan Ahmad Tidarwono kepada anak turunannya.

"Enggak bosen selalu memberi ajaran Jenderal Sudirman, yaitu sekecil apa pun itu harus berbasis kepentingan dan semangat rakyat. Rakyat tidak boleh menderita," Bugiakso menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya