Liputan6.com, Jakarta - Wacana kenaikan harga rokok mulai muncul. Banyak reaksi di masyarakat, baik yang menolak ataupun mendukung rencana ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, tidak dapat dimungkiri penyakit yang ditimbulkan rokok sangat berbahaya. Karena itu, satu cara menekan konsumsi rokok yakni dengan menaikkan harga.
Advertisement
Di sisi lain, perusahaan rokok banyak terjun di dunia anak muda. Tak jarang mereka membina para pemuda dengan program yang mereka miliki. Hanya saja, program ini juga dinilai berbahaya.
"Bahayanya yang terjadi adalah rokok itu membina konsumen-konsumen dari muda, anak sekolah, akhirnya lama-lama kan dia membeli rokok, akibatnya sangat berbahaya," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2016).
Menurut JK, banyak manfaat yang terjadi bila harga rokok dinaikkan. Penjualan memang turun, tapi sisi penerimaan pemerintah dari cukai rokok meningkat, di samping menekan jumlah perokok.
"Saya yakin industrinya tidak turun, mungkin penjualan bungkus rokoknya menurun, tapi keuntungannya mungkin tidak menurun. Di sisi lain pemerintah mungkin juga turun penjualannya, tapi pendapatan pemerintah juga naik," kata dia
"Di lain pihak masyarakat mengurangi atau menghentikan merokok. Kan bagus itu kan," JK menandaskan.