Liputan6.com, Danau Toba Dua hari pelaksanaan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 di Balige dan Parapat, cukup membuat Presiden Joko Widodo membuat simpulan. Kawasan danau supervolcano terbesar di dunia, sangat berpotensi dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia.
“Jangan berhenti sampai di sini, tahun depan harus dilanjutkan karnaval lagi,” harap Presiden Joko Widodo sebelum menabuh gondang tanda pawai budaya dari Soposurung menuju Simpang Sibulele, Balige, Tobasa, 21 Agustus 2016.
Advertisement
Apresiasi Presiden Jokowi itu diungkapkan berkali-kali. Danau Toba punya atraksi alam (nature) yang sangat kuat. Levelnya sudah dunia, dan tidak perlu diragukan lagi. Danau yang terbentuk dari ledakan gunung api itu termasuk 10 besar danau terdalam di dunia. Nomor 2 terluas, setelah Victoria Lake di Afrika. Dan Nomor 1 terbesar, danau yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik atau erupsi, sekitar 75.000 tahun silam.
Salah satu faktor yang bisa membuat kawasan Danau Toba lebih bagus adalah penanaman kembali pohon di bukit-bukit seputar danau. Jangan ada pembalakan liar lagi. Jangan ada pengerusakan dan penebangan hutan lagi.
“Menanam 1 juta pohon harus hidup 1 juta pohon juga,” kata Mantan Gubernur DKI dan Walikota Solo itu, saat melakukan penanaman pohon di Danau Toba. Ketika pohon semakin lebat, semakin hijau, maka lebih banyak area penangkap air hujan, dan akhirya masuk ke danau juga untuk menambah debit danau.
Presiden Jokowi, 21 Agustus pagi sempat menyeberang ke dermaga Tomok, Pulau Samosir yang luasnya setara dengan luasan Singapore itu. Sekitar 30 menit dengan kapal motor wisata Dosroha 2, bersama Gubernur Sumut Erry Nuradi dan beberapa Menteri Kabinet Kerja, seperti Penpar Arief Yahya, MenPU-PR, Basuki Hadimuljono, Menhub Budi Karya Sumadi, Mensesneg Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya, serta anggota DPR RI Maruarar Sirait dan anggota DPD RI Parlindungan Purba.
Kapal yang biasa dinaiki wisatawan dari dermaga Inna Hotel Parapat. Sampai di Tomok, disambut oleh Bupati Samosir Rapidin Simbolon, yang merasa sudah 71 tahun menunggu ada satu presiden Republik Indonesia yang sudi menginjakkan kaki di Pulau Samosir. Presiden bersama rombongan pun menuju ke Kampung Adat “Sigale-Gale”, Desa Wisata Tomok Pasaoran, Kecamatan Simanindo dengan berjalan kaki sekitar 200 meter. Sepanjang perjalanan, kiri kanan melewati pasar seni dan tempat penjualan souvenir dan cindera mata dari Samosir.
Sesampai di kampung adat yang ada patung Sigale-Gale dan beberapa rumah kayu adat dengan desain khas Batak, Presiden Jokowi disambut tarian Sigale-gale dan Tortor Pangurason. Lalu pemakaian seperangkat pakaian aday Batak, dipandu dengan 4 tokoh adat.
Pakaian adat Batak yang disematkan ke Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo adalah Hoba-Hoba atau Hohop, atau ulos Sibolang dan tali pengikat sarung. Juga Ampe-ampe atau ulos yang diselempangkan pada pundak sebelah kanan. Lalu Tahuluk (Topi Adat untuk Presiden RI) dan Sortali (Ikat Kepala untuk Ibu Negara). Piso Halasan (pedang untuk Presiden RI) dan Hajut (Tas tempat sirih untuk Ibu Negara). Dan Tunggal Panaluan atau tongkat raja untuk Presiden.
Soal culture, Presiden Jokowi menyebut keunikan budaya masing-masing suku itu sangat indah dan menarik buat wisatawan. Dalam berbedaan suku, adat istiadat dan budaya itu justru akan menguatkan karakter masing-masing suku. Tidak perlu dipertentangkan, tetapi justru harus menjadi satu kekuatan yang solid.
“Bangsa ini dibangun dalam fondasi perbedaan,” kata presiden, yang mengacu pada prinsip “Bhinneka Tunggal Ika itu.
Salah satu acara di Samosir adalah penanaman pohon. Presiden Jokowi menanam pohon manggis, sedang Ibu Negara Irawati Joko Widodo menanam mangga. Presiden selalu memberi “sinyal” dalam setiap kegiatannya. Penanaman ini termasuk sinyal pada semua pihak yang masih bermain-main dengan pembalakan liar.
Di Samosir sendiri saat ini sudah ada 4 orang tersangka dan ditahan, karena pembalakan. Tidak menutup kemungkinan, di 7 wilayah lain, jika masih ada yang bermain-main dengan penebangan hutan.
Pariwisata itu identik dengan persoalan konservasi, menjaga tetap lestari, sustainable development, yang semuanya melihat lingkungan. Bahkan, Menpar Arief Yahya di semua tempat yang memiliki heritage site, maupun alam yang rentan dirusak, selalu menyampakan pesan khusus.
“Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan, dan itu sudah banyak contohnya di Pariwisata,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Bupati Rapidin juga berterima kasih, Maret 2016 lalu, Presiden Jokowi sudah memutuskan untuk membangun jalan ring road Samosir dan jembatan di salah satu daerah Samosir. Saat ini terus berproses. "Kami juga berterima kasih atas suplai energi listrik dari 5 megawatt akan jadi 30 megawatt,"lanjut Rapidin.
#PesonaIndonesia (*)