Luhut Instruksikan Pertamina Selesaikan Alih Kelola Blok Mahakam

Pelaksana Tugas Menteri ESDM Luhut Panjaitan menginstruksikan PT Pertamina (Persero) agar cepat menyelesaikan alih kelola Blok Mahakam.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Agu 2016, 12:50 WIB
Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut B Panjaitan saat menghadiri sidang tahunan MPR RI di ruang rapat paripurna 1 Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa (16/8). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menginstruksikan PT Pertamina (Persero) agar cepat menyelesaikan ‎proses alih kelola Blok Mahakam.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto telah bertemu dengan Luhut membicarakan proses alih kelola Blok Mahakam dari PT Total E&P Indonesia. Dari pertemuan tersebut Luhut menekankan agar Pertamina segera menyelesaikan proses alih kelola dalam jangka waktu dua minggu.

"Tadi koordinasi mengenai alih kelola Mahakam. Pak Menteri menekankan agar seluruh pending matters bisa diselesaikan 1-2 minggu ini," kata Dwi, di Kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/8/2016).

Dwi mencontohkan, proses alih kelola yang harus diselesaikan adalah membuat payung hukum investasi Pertamina di Mahakam, sebelum kontrak Total sebagai operator Mahakam habis, untuk menjaga produksi migas agar tidak terjadi penurunan tajam.

‎"Contoh mengenai payung hukum, karena tahun depan Pertamina sudah harus masuk untuk investasi supaya tidak terjadi penurunan produksi di 2018 yang signifikan. Masih bisa kita fight lah," tutur Dwi.

Dwi melanjutkan, dengan masuknya Pertamina di Mahakam sebelum kontrak Total habis, maka Pertamina akan terlibat dalam perumusan program kerja anggaran (Work Plan & Budget/WP&B) Total di Mahakam.

"Juga mengenai pengajuan WP&B untuk POD 2017 itu agar bisa segera dimasukkan. Ada beberapa dari total mengenai gimana komitmen Total, diharapkan bs selesai 1-2 minggu lagi," jelas Dwi.

Untuk berinvestasi di Mahakam tahun depan, Pertamina harus menyiapkan dana sebesar US$ 1,5 miliar untuk mengelola 19 sumur.

"Diperkirakan US$ 1,5 miliar. Dari rencana itu kira-kira 19 sumur. Itu seluruhnya, untuk produksi setelah 2017," tutup Dwi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya