Liputan6.com, Jakarta - PT Total E&P Indonesia menyatakan meski PT Pertamina (Persero) ikut mengelola Blok Mahakam sebelum akhir 2017, tetapi produksi gas Blok Mahakam tetap mengalami penurunan.
Seperti diketahui masa kontrak Total sebagai operator Blok Mahakam akan berakhir pada akhir 2017. Kemudian posisi operator digantikan Pertamina.
Vice President Human Resources Total, Arividya Novianto mengatakan, keberadaan Pertamina sebelum kontrak Total di Mahakam habis hanya untuk menekan laju penurunan produksi saja tetapi tidak untuk menghentikan penurunan produksi.
Baca Juga
Advertisement
"Tujuannya itu (Pertamina masuk) agar produksi tidak anjlok. Tapi kalau turun ya tetap turun," kata Arividya, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Arividya mengungkapkan, penurunan produksi gas tersebut memang alami terjadi karena sumur gas di Mahakam memasuki masa udzur. Namun, Total tetap berusaha menjaga penurunan produksi gas di Mahakam tidak lebih 15 persen dari produksi gas sebesar 1400 MMSCFD. "Iya 2017 menurun. Kan decline. Masih di atas 1.400 MMSCFD," tutur Novi.
Untuk menjaga laju penurunan produksi gas tidak signifikan, Total akan melakukan pemboran. Rencana tersebut dimasukkan dalam rencana kerja anggaran (Work Plan & Budget/WP&B) yang akan dibahas bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) pada September. "Kita mengebor sumur tapi tidak untuk menaikkan. Hanya untuk mempertahankan saja," tutur Novi. (Pew/Ahm)