Beberapa Penderita Asma Justru Meninggal Karena Bunuh Diri

Sudah banyak metode pengobatan asma yang diterapkan, namun belum satu pun yang menjamin penderitanya akan sembuh total.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 23 Agu 2016, 23:54 WIB
Penggunaan inhaler tak tepat, manfaatnya jadi tak maksimal bagi pasien asma. (Foto: foxnews.com)

Liputan6.com, Jakarta Sulitnya mengobati asma membuat penderita terkadang merasa putus asa. Bahkan beberapa kasus kejadian bunuh diri dilakukan penderita asma yang frustrasi karena
tak kunjung sembuh. Sudah banyak metode pengobatan asma yang diterapkan, namun belum satu pun yang menjamin penderitanya akan sembuh total. Asma bisa kambuh sewaktu-waktu, dipicu alergen, asap rokok, atau asap kendaraan. Biasanya di kala kondisi tubuh penderita tidak fit. Namun kini akar penyebab potensial asma berhasil diidentifikasi.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Universitas Cardiff, Inggris, menemukan sebuah reseptor dalam jaringan saluran pernapasan yang menjadi aktif ketika ada alergen masuk ke sana. Dengan menggunakan obat-obatan antiasma yang sudah ada saat ini, reseptor yang disebut Calsium-sensing Receptor (CaSR) ini bisa dinonaktifkan dan mencegah timbulnya gejala asma.

Riset ini masih dikembangkan, namun para penelitinya mengklaim cara pengobatan ini dapat menyembuhkan asma dalam lima tahun. Badan Kesehatan Dunia memperkirakan penderita asma di dunia mencapai 400 juta orang pada 2025 dan setengah dari jumlah itu menderita alergi makanan. Sementara berdasarkan data International Study of Asthma and Allergies in Childhood, prevalensi alergi pada anak meningkat, termasuk di Indonesia.

Sebagai penyakit yang timbul akibat alergi, asma dapat ditangani secara medis. Namun gejala alergi seringkali tidak dapat dikenali secara kasat mata. Meski demikian, ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kambuhnya asma :
1. Memahami penyakit asma yang diderita dan cara-cara untuk mengontrolnya.

2. Membuat dan mengikuti rencana aksi mengatasi asma. Rencana aksi ini bisa dibuat bersama-sama dengan dokter yang menangani, berisi instruksi-instruksi yang membantu pasien mengontrol asmanya.

3. Menggunakan obat-obatan yang sudah diresepkan dokter.

4. Mengenali dan mencoba menghindari hal-hal yang memicu kambuhnya asma. Namun jangan hindari berolahraga, meskipun bisa memicu asma. Berolahraga adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai obat-obatan yang bisa digunakan
untuk mendukung tubuh agar bisa tetap aktif.

5. Selalu amati gejala-gejala asma dan tingkat pengontrolannya.

6. Memeriksakan secara rutin asma yang diderita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya