Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade ke-31 yang berlangsung di Rio de Janeiro 2016, 5-21 Agustus telah rampung. Waktunya menyambut Olimpiade Tokyo, Jepang 2020. Penghitungan mundur mulai dilakukan setelah bendera Olimpiade dari Rio tiba di Tokyo, Rabu (24/8/2016).
Pengenalan Olimpiade Tokyo 2020 telah mencuri perhatian pada saat penutupan Olimpiade Rio 2016. Seisi Stadion Maracana, Rio de Janeiro, dibuat terpana lewat aksi Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, tiba-tiba muncul sebagai sosok Mario Bros, salah satu tokoh game Super Mario Bros buatan Nintendo yang sangat terkenal di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Kemunculannya juga mendapat sambutan meriah kalangan netizen. Media-media sosial ramai membahas kemunculan unik Abe di Maracana. Tak hanya Abe yang jadi bintang acara penutupan Olimpiade Rio. Wali kota Tokyo yang baru terpilih, Yuriko Koike juga ikut mencuri perhatian lewat busana kimono yang dikenakannya saat menerima bendera resmi Olimpiade dari IOC.
Ini bukan kali pertama Jepang jadi tuan rumah Olimpaide. Pada tahun 1964 lalu, Negeri Sakura juga dipercaya sebagai tuan rumah ajang olahraga multi even empat tahunan itu. Lantas apa yang berbeda? AP.org merilis lima hal yang menarik yang perlu diketahui mengenai penyelenggaraan Olimpiade 2020 yang akan berlangsung di Tokyo, Jepang. Berikut ulasannya:
Olimpiade Berteknologi Tinggi
Bukan kali ini saja Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade. Pada tahun 1964 lalu, Negeri Matahari Terbit tersebut juga pernah menggelar ajang yang sama.
Kehadiran Olimpiade saat itu menjadi momen kebangkitan Jepang setelah kehancuran Piala Dunia II dan kembalinya mereka ke komunitas internasional.
Melalui ajang ini, Jepang memamerkan kemajuan teknologi yang dimiliki. Salah satunya adalah pembangunan jalur kereta api cepat Shinkansen. Setengah abad kemudian, kemajuan teknologi Jepang semakin pesat dan menjadi negara paling futuristik.
Lewat Olimpiade 2020, Jepang kembali akan pamer teknologi-teknologi yang lebih mutakhir berupa robot yang, perangkat penerjemah instan, mobil tanpa supir, dan menghadirkan televisi beresolusi tinggi 8K.
Venue Tersebar
Lokasi venue Olimpiade Tokyo tidak akan sepadat yang dijanjikan. Sementara semua venue yang rencananya bakal berjarak tak lebih dari 8 km atau lima mil dari kampung atlet sepertinya tidak bakal kesampaian.
Sebab untuk memangkas anggaran, beberapa cabang olahraga seperti basket, balap sepeda, dan taekwondo bakal menggunakan venue yang berada di luar kota. Langkah ini dinilai lebih murah dibanding harus membangun venue yang baru di pusat kota Tokyo.
Namun penyebaran venue sepertinya bukan masalah. Sebab moda transportasi kereta bawah tanah dan commuter yang sudah terintegrasi bakal membantu. Tantangannya kemungkinan hanya membantu para pengunjung memahami sistem navigasi sistem yang sangat luas dan sangat berpotensi membingungkan.
5 Cabang Baru
Cabang Baru
Ada lima cabang baru yang bakal dipertandingkan pada Olimpaide Tokyo 2020, yakni bisbol dan softbol, skateboard, surfing, karate dan panjat dinding. Bisbol dan sofbol kembali dipertandingkan sejak pertama kali tampil 2008 lalu. Sedangkan karate merupakan olahraga beladiri asli dari Jepang. Sementara surfing, skateboard, dan panjat dinding diikutsertakan demi menjaring minat para kawula muda terhadap Olimpiade 2020.
Skandal
Hampir semua Olimpiade punya skandal masing-masing. Tidak terkecuali Olimpiade 2020. Pengerjaan terhadap stadion utama untuk Olimpiade Tokyo molor dari jadwal semula karena pemerintah meninggalkan desain logo asli akibat membengkaknya biaya. Keriuhan yang mewarnai kehadiran logo asli untuk hajatan ini juga telah mengungkap adanya tuduhan penjiplakan logo lain.
Batalnya sejumlah pembangunan venue memang telah menghemat anggaran hingga 200 miliar yen. Namun secara keseluruhan biaya tetap saja jauh di atas perkiraan semula.
Panitia penyelenggara menyatakan bahwa biaya yang dibutuhkan jauh di atas angkat 3 Miliar USD yang diajukan dalam penawaran sebelumnya. Ini belum termasuk biaya pembangunan venue baru dan infrastruktur lain yang dibutuhkan.
Gempa Bumi
Masalah ini memang di luar kendali manusia. Seperti diketahui, Tokyo secara teratur diguncang gempa. Meski jarang menyebabkan kerusakan parah dan bangunan di sana juga sudah dirancang tahan gempa, ilmuwan tetap memperingatkan gempa besar bisa saja mengguncang Tokyo kapan pun.
Seperti diketahui pantai timur laut Jepang hancur pada 2011 saat gempa berkekuatan 9,0 skala richter memicu terjadinya tsunami. Sebanyak 18 ribu orang tewas dan memicu kebocoran di tiga reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir. Fukushima.
Sejak gempa berkekuatan 7,9 disertai kebakaran hebat yang menewaskan 140 ribu orang 1923 lalu, Tokyo belum pernah lagi diguncang gempa hebat. Meski demikian, kapan terjadinya gempa tidak bisa diprediksi.
Advertisement