DPR: Terminal 3 Ultimate Soetta Ditutup Dulu kalau Belum Layak

Dari permasalahan yang ditemukan, Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis mendesak segera dilakukan audit oleh otoritas bandara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Agu 2016, 23:47 WIB
Pekerja mengerjakan proyek Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, (8/6). Pengoperasian terminal ini menunggu commissioning final yang akan dilaksanakan Garuda Indonesia dan perolehan izin operasi dari Kemenhub. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi V DPR menilai masih banyak kekurangan di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Hal itu terungkap setelah Komisi V melakukan kunjungan kerja ke terminal yang menghabiskan dana pembangunan sebesar Rp 7 triliun itu.

Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis ‎menekankan, Terminal 3 Ultimate harus memiliki standar keamanan dan kenyamanan untuk para penumpang. ‎Sementara, faktor keamanan dan kenyamanan di Terminal 3 Ultimate belum cukup memuaskan untuk para penumpang.

"Misalnya berkaitan dengan pelayanan antre masuk ke bandara itu, masih di atas tujuh menit. Seharusnya antrean di bawah 3 menit," ungkap Fary di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Dia membeberkan kalau pelayanan pendingin udara di Terminal 3 Ultimate pun belum memuaskan penumpang. Terkait istrumen keamanan yakni antisipasi terjadinya kebakaran, hal itu juga dirasa Fary masih kurang.

"Kita juga pertanyakan dengan saluran air, seperti diketahui kemarin sempat terjadi banjir. Jangan sampai hal itu terulang," ucap dia.

‎Dari ditemukannya permasalahan-permasalahan tersebut, politikus Partai Gerindra ini mendesak agar segera dilakukan audit oleh otoritas bandara. Jika faktor keamanan dan kenyamanan di Terminal 3 Ultimate tidak bisa dipenuhi, pihaknya tidak segan-segan mengeluarkan rekomendasi.

"‎Yang kita minta adalah perbaikan terkait safety dan security. Kalau itu tidak bisa dipenuhi, sebaiknya ditutup dulu," Fary memungkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya