Liputan6.com, Jakarta Mungkin beberapa orangtua enggan memberikan pelatihan bela diri pada anak mereka karena takut cedera atau tak ingin buah hati mengenal aksi kekerasan. Namun dibalik ketakutan tersebut, mengajarkan anak bela diri sedini mungkin justru mampu memperkuat fisik dan mental anak di kemudian hari.
Seperti misalnya seni bela diri taekwondo, kung fu, dan aikido. Latihan ini sangat positif bagi anak karena selain mereka bisa bugar, anak juga berlatih fokus. Selain itu, para ahli percaya kalau seni bela diri mampu ajarkan anak kedisiplinan, keterampilan, dan sosialisasi.
Advertisement
Hebatnya, banyak orangtua yang memiliki anak dengan ADHD (hiperaktif) jadi lebih mudah mengontrol diri dan berkonsentrasi setelah diberikan kegiatan bela diri.
Mengutip laman Parenting, Jumat (26/8/2016) tahap latihan dalam seni bela diri seperti memberi hormat sebelum memulai latihan atau pertandingan, membungkuk dan mengikuti perintah guru bela diri memberikan manfaat bagi anak dalam meningkatkan perilaku dan cara menghargai orang lain.
Pemberian sabuk yang identik dalam seni bela diri ini juga melatih anak agar berusaha dengan maksimal demi mencapai tujuan yang mereka inginkan.
"Usia enam tahun menjadi usia tepat untuk memulai kelas seni bela diri," ungkap Mimi Johnson, M.D., dari American Academy of Pediatrics' Committee on Sports Medicine and Fitness.
Johnson menjelaskan, di usia tersebut seorang anak memiliki kontrol otot yang cukup baik dan aman saat melakukan gerakan seni bela diri.