Liputan6.com, Jakarta - Nama Mukidi mendadak dibicarakan orang di mana-mana. Di grup-grup aplikasi pesan singkat atau di Facebook, banyak yang membicarakan Mukidi. Siapa sih sebenarnya Mukidi ini?
Kisah-kisah humor Mukidi merebak dari blog Ceritamukidi. Di sana, banyak kisah-kisah lucu maupun inspiratif yang tidak hanya membicarakan Mukidi. Namun, sebagian besar isi blognya memang menceritakan kisah Mukidi.
Baca Juga
Advertisement
Jika dilihat di bagian "About" di blog tersebut, dijelaskan kalau Mukidi berasal dari Cilacap. Ia tipikal orang yang biasa saja, tidak terlalu alim, mudah akrab dengan siapa saja. Mukidi disebut punya karier, tapi kadang-kadang bisa menjadi apa saja.
Kisah Mukidi mungkin mengingatkan kita dengan Abu Nawas. Abu Nawas merupakan tokoh cerdas yang biasa mengkritik, menggelitik, maupun memprotes penguasa dengan humornya. Sebagian orang menganggap Abu Nawas merupakan tokoh fiktif, sementara sebagian yakin ia sosok yang nyata.
Namun bila merujuk dari Wikipedia bahasa Indonesia, disebutkan bahwa Abu Nawas atau Abu Nuwas atau Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami merupakan pujangga Arab yang dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia.
Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Ia juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam.
Sementara di Indonesia, kita mengenal Semar dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh panakawan ini digambarkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam Mahabharata dan Ramayana.
Semar juga disebut selalu tersenyum, tapi bermata sembab. Wajahnya tua, tapi memiliki potongan rambut seperti anak kecil dengan kuncung. Semar merupakan seseorang yang bijaksana, welas asih, sabar dalam menghadapi anak-anak yang diasuhnya.
Jangan lupa, kita juga punya Kabayan. Si Kabayan digambarkan sebagai sosok yang polos, tapi selalu mengundang tawa. Merujuk Wikipedia Indonesia, Kabayan disebutkan merupakan tokoh imajinatif dari budaya Sunda yang juga menjadi tokoh imajinatif masyarakat umum di Indonesia.
Cerita-cerita lucu mengenai Kabayan di masyarakat Sunda dituturkan turun temurun secara lisan sejak abad ke-19 sampai sekarang. Kisah Kabayan dianggap menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda yang terus berkembang sesuai zaman. Tokoh Kabayan disepadankan dengan Abu Nawas dan Nasrudin.
Kembali pada Mukidi, masih belum jelas apakah Mukidi sebenarnya tokoh fiktif belaka atau sosok nyata. Terlebih, tidak ditemukan identitas dalam blog yang memuat kisah Mukidi tersebut. Ada satu foto, namun belum jelas apakah ia yang menulis kisah Mukidi.
Lantas, Mukidi fiksi atau nyata? Biarlah tetap misteri, asal kita masih bisa tetap tertawa membaca kisahnya.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6