Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Investor menunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (26/8/2016), rupiah dibuka di level 13.236 per dolar AS. Menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.242 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.242 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.267 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Nilai tukar dari mata uang di beberapa negara berkembang berbalik arah menguat dari sebelumnya yang sempat tertekan selama beberapa hari. Investor masih menunggu petunjuk dari rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).
"Investor menyesuaikan posisi mereka menjelang pidato dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen," jelas Analis Senior Informa Global Markets Christopher Shiells.
Rencananya, Yellen akan memberikan pidato di sebuah simposium di Jackson Hole, Wyoming. Dalam pidato tersebut, investor memperkirakan bahwa Yellen akan segera menaikkan suku bunga acuan.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan bahwa gerak rupiah masih berada di koridor yang wajar.
Dikatakan Mirza, meski melemah, rupiah dinilai masih cukup tegar jika dibandingkan dengan kurs mata uang negara lain seperti Tiongkok, Turki, Brasil dan beberapa negara berkembang lainnya.
Adanya beberapa isu yang berasal dari The Fed terkait FOMC, Mirza mengaku sudah menjadi hal yang wajar apabila banyak spekulan-spekulan dan beberapa pejabat The Fed yang memberikan pernyataan ikut mempengaruhi pasar. "Jadi menurut saya wajar saja, nanti setelah itu juga akan normal lagi," tutur dia. (Gd/Nrm)