Liputan6.com, Sragen - Sodimejo alias Mbah Gotho kini berusia 146 tahun. Sesuai dengan rekam data KTP, Mbah Gotho lahir pada 31 Desember 1870.
Sehari-harinya, kakek berusia lebih dari seratus tahun ini tinggal di rumah yang sangat sederhana. Lantainya beralaskan tanah dan temboknya batu bata. Rumah Mbah Gotho ini beralamatkan di RT 18/RW 06, Segeran, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah. Rumahnya ada di daerah pedesaan, jauh dari pusat kota.
Untuk menempuhnya dari Solo membutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Jarak dari Solo hingga Sambungmacan sekitar 50 kilometer.
Setiap harinya, Mbah Gotho hanya duduk di rumah, mengingat kondisi fisik yang sudah menurun. Kemampuan pendengaran dan penglihatannya sudah tak maksimal lagi.
Advertisement
Saban hari, cucu-cucunya bergantian menyambangi simbah. Tapi dari sekian cucu itu, Suryanto yang paling kerap menemuinya.
Suryanto adalah cucu dari buah perkawinan Mbah Gotho dengan istri terakhirnya. Suryanto inilah yang setia merawat Mbah Gotho. Ini karena dulu sang nenek dekat dengan ibu dari Suryanto.
"Beberapa bulan belakangan ini Mbah Gotho ya cuma duduk. Nanti makanan saya yang ngirimin," kata Suryanto di Sragen, Jawa Tengah.
"Nanti kalau mandi, saya bantu. Dulu tiga tahun lalu, Mbah Gotho ini masih bisa jalan. Bahkan masih sering beraktivitas memotong rumput, mandi pun sendiri," kata dia.
Berusia 146 tahun menjadi sebuah anugerah bagi simbah. Dia bisa melihat empat tingkat turunannya: anak, cucu, cicit, hingga canggah.
"Kalau anak-anak Mbah Gotho itu sepertinya sudah tidak ada semua. Yang ada saat ini cucu-cucunya. Saya enggak tahu jumlah cucu Mbah Gotho semuanya karena kan ada juga cucu-cucunya dari istri terdahulu. Tapi yang pasti ini ada buyutnya simbah yang udah ada yang punya anak," ungkap Suryanto.