Liputan6.com, Jakarta Tim milik Valentino Rossi, Sky VR46, baru saja mengambil keputusan mengejutkan. Mereka mendepak salah satu pembalapnya, Romano Fenati, akibat melanggar peraturan internal klub.
Padahal, Fenati adalah pembalap mereka yang memiliki bakat hebat. Sebelum didepak, ia mampu menempati urutan ketiga klasemen pembalap Moto3 2016. Salah satu aksi terbaiknya adalah ketika merebut podium juara seri di Austin.
Baca Juga
Advertisement
Setelah lama bungkam mengenai hal tersebut, pria berusia 20 tahun itu akhirnya angkat bicara. Seperti dilansir GPOne, Fenati menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Jujur, tak ada kekerasan yang terjadi. Bahkan, Alessio Salucci sendiri sudah membantah rumor itu. Usai sesi kualifikasi, saya berbicara dengan Pietro Caprara karena merasa heran tertinggal dari pembalap-pembalap di depan. Saya ingin meminta penjelasan. Namun, pada akhirnya kontrak saya diputus," tutur Fenati.
Kabarnya, keputusan memutus kontrak Fenati diambil tim VR46 akibat sang pembalap melakukan kekerasan kepada Caprara, kepala tim mekanik, dan Salucci, pimpinan VR46 Riders Academy. Insiden itu terjadi usai kualifikasi Moto3 Austria di Sirkuit Red Bull Ring.
Saat itu, Fenati memang mendapatkan hasil buruk di kualifikasi hingga harus start dari urutan ke-11. Catatan waktunya terpaut 0,765 detik dari pembalap yang merebut pole position, Joan Mir.
"Saya juga bicara dengan Vale pada malam setelah kualifikasi dan pascabalapan. Pembicaraan kami berdua berjalan santai. Tentu saja, saya sangat kecewa karena kontrak saya diputus. Saya rasa keputusan itu akan merugikan semua pihak karena kami sedang ada di urutan ketiga klasemen," kata Fenati.