Top 3: Menguak Kejanggalan Saat Pemakaman Putri Diana

Christopher Andersen dalam bukunya yang kontroversial, The Day Diana Died mengungkap keanehan saat pemakaman Putri Diana.

oleh Elin Yunita KristantiAlexander LumbantobingKhairisa Ferida diperbarui 27 Agu 2016, 09:30 WIB
Kartu selamat jalan dari Pangeran Harry yang diletakkan di atas peti mati Putri Diana bertuliskan "Mummy" (NY Times)

Liputan6.com, Jakarta - Berita tentang mendiang Putri Diana masih menduduki posisi teratas sebagai yang terpopuler di kanal Global Liputan6.com. Kali ini tentang 'keanehan' keluarga Kerajaan Inggris saat hari kematian wanita yang juga dikenal dengan Lady Di.

Lalu berikutnya adalah kematian wartawan foto bernama James Andanson ditemukan meninggal dalam kobaran api dalam mobilnya pada Mei 2000. Sebelumnya ia diduga menguntit pasangan kekasih Putri Diana dan Dodi al Fayed.

Berita yang juga menjadi 'buah bibir' berikutnya adalah Presiden Filipina, Duterte yang menyerukan akan mengejar gembong teroris Abu Sayyaf.

Berikut selengkapnya dalam Top 3 Global edisi Sabtu (27/8/2016) pagi:

1. 'Keanehan' Keluarga Kerajaan Inggris pada Hari Kematian Diana

Pangeran William, Harry, Earl Spencer, dan Pangeran Charles (The Sun)

Dalam dunia mode, ia adalah ikon yang belum tergantikan. Sementara gelar Princess of Waless yang melekat di dirinya justru banyak ia manfaatkan untuk melakukan berbagai misi kemanusiaan.

Adalah Putri Diana yang peristiwa kematiannya pada 31 Agustus 1997 nyaris ditangisi seluruh dunia, tak terkecuali kedua buah hatinya William dan Harry. Tak ada pangeran hari itu, yang ada hanya dua anak yang kehilangan ibu mereka.

Christopher Andersen dalam bukunya yang kontroversial, The Day Diana Died seperti yang dikutip dari Independent, Jumat 26 Agustus 2016, mengungkap sejumlah fakta menarik pasca-meninggalnya Lady Di.

Ia menggambarkan bagaimana William yang ketika itu berusia 15 tahun bersikap cukup tegar meski sejumlah pertanyaan juga menggelayut di benak pangeran muda itu. Ia merasakan ada banyak keanehan.

Selanjutnya...

 

2. Misteri Kematian Saksi Kunci Dugaan 'Plot Pembunuhan' Putri Diana

(Sumber Daily Star dan whale.to)

Suatu hari pada Mei 2000, Christophe Pelat menerima penugasan penting. Anggota pemadam kebakaran dikirim untuk memadamkan api yang membakar sebuah sedan BMW berwarna hitam di Montpellier, kawasan pedesaan di Prancis selatan.

Mobil mewah itu tak bersisa, binasa oleh api. Di dalamnya, ditemukan jasad seorang manusia. Tubuhnya hangus parah, tak ada lagi yang tersisa untuk mengenali identitasnya.

Siapa gerangan korban baru diketahui sebulan kemudian, melalui uji DNA dan catatan gigi.

Ternyata, jasad itu adalah James Andanson, seorang juru foto yang setia menguntit Putri Diana dan kekasihnya, Dodi al Fayed, sejak beberapa minggu sebelum pasangan itu meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Paris, Prancis.

Andanson bahkan diduga berada di Sardinia, ketika pasangan kekasih kali pertama berlibur berdua pada minggu terakhir Agustus 1997.

Selanjutnya...

  

3. Selain 'Bantai' Pelaku Narkoba, Presiden Duterte Incar Abu Sayyaf

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan tentaranya untuk menghancurkan Abu Sayyaf (Reuters)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte punya julukan 'The Punisher' -- Sang Penghukum. Baru menjabat dalam hitungan minggu, pria 71 tahun tersebut, segera melaksanakan janjinya untuk menindak jaringan kriminal besar di negaranya.

Yang pertama, Duterte mengincar para pengedar narkoba.

Perang melawan narkoba yang ia lancarkan telah menewaskan 2.000 orang -- bandar, pengedar, dan pengguna narkoba. Di antara mereka yang kehilangan nyawa ada juga orang-orang tak bersalah, bahkan anak-anak.

Kini, Duterte punya target baru: jaringan teroris Abu Sayyaf, yang biasa disebut sebagai 'adik ISIS'.

Abu Sayyaf didirikan pada 1990-an dan baru-baru ini menyatakan kesetiaannya pada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Kelompok itu mengumpulkan uang dari penculikan dan uang tebusan para sandera.

Selanjutnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya