Liputan6.com, Paris - Beredar sebuah video kontroversial yang menunjukkan seorang pemilik restoran di pinggiran kota Paris menolak melayani dua wanita Muslim. Hal itu memicu kemarahan di Prancis dan memicu protes.
Dalam video yang banyak dibagikan di media sosial, perempuan yang mengenakan hibab itu disebut sebagai seorang teroris. "Teroris adalah Muslim, dan semua Muslim adalah teroris," demikian petikan kalimat dalam rekaman tersebut.
Advertisement
Dilansir dari BBC, Senin (29/8/2016), insiden itu disebutkan terjadi di restoran Le Cenacle di Tremblay-en-France pada Sabtu 27 Agustus malam. Lalu Minggu 28 Agustus, pria itu meminta maaf kepada kelompok yang berkumpul di luar memprotes aksinya tak melayani kedua wanita Muslim.
Media Le Parisien melaporkan, dalam permohonan maafnya si pemilik restoran mengaku tengah terpengaruh suasana tegang saat ini akibat isu larangan burqini di pantai Prancis. Selain itu juga karena ia memiliki seorang teman yang menjadi korban serangan teroris di Bataclan pada November 2016.
Kantor jaksa setempat mengatakan kepada koran itu, telah membuka penyelidikan atas diskriminasi rasial terkait aksi si pemilik restoran.
Seorang wartawan dari media cetak lokal dilaporkan berhasil memotret suasana tegang di luar restoran, antara si pemilik restoran dan sekelompok pemuda.
Sementara video di dalam restoran diduga kuat diam-diam direkam oleh salah satu wanita, yang tengah emosional menjadi 'sasaran tembak' si pemilik tempat makan.
"Kami tidak ingin dilayani oleh orang yang rasis," kata salah satu wanita itu. Pria itu membalas: "orang rasis tidak membunuh orang."
Pria itu juga mengatakan: "Saya tidak ingin orang-orang seperti Anda ada di restoranku".
Salah satu menteri di sana, Laurence Rossignol mengatakan bahwa dia telah meminta Dilcra, badan pemerintah anti-rasisme untuk menyelidiki, menggambarkan perilaku si pemilik restoran sebagai aksi tak bertoleransi.
Oganisasi anti-Islamophobia Prancis, CCIF mengatakan bahwa setelah insiden Islamophobia kesekian kali termasuk yang melanda dua wanita muda Muslim, direktur organisasi tersebut akan berbicara di luar masjid setempat pada hari Minggu malam waktu setempat.
Pihak CCIF mengatakan mereka menawarkan dukungan hukum dan psikologis untuk kedua wanita muda Muslim tersebut. Selain itu juga mengimbau agar tak protes di luar restoran itu.