Liputan6.com, Jakarta - Sinar matahari yang memantul ke lensa kacamata dari waktu ke waktu tanpa filter UV yang memadai akan menyerang mata, dan menyebabkan kerusakan permanen. Untuk itu kacamata hitam harus diganti setidaknya setiap dua tahun, para ilmuwan memperingatkan.
Peneliti Brasil menyerukan standar yang menguji kualitas kacamata hitam untuk direvisi, sehingga batas aman untuk filter dapat dibentuk. Mereka mengatakan tes baru akan menjamin kacamata aman dipakai hingga dua tahun.
Advertisement
Paparan sinar matahari bervariasi di seluruh dunia. Namun negara-negara tropis memiliki tingkat UV yang sangat tinggi di musim panas, dan tetap tinggi di musim dingin, dilansir laman Dailymail, Senin (29/8/2016).
Oleh karena itu kacamata hitam dipakai di belahan bumi selatan. Namun jika tidak menawarkan perlindungan yang tepat dapat menyebabkan edema, visi terdistorsi dari mata bengkak.
Juga dapat menyebabkan katarak, di mana lensa mata menjadi keruh, memengaruhi visi dan pterygium -pertumbuhan pink, jaringan berdaging pada bagian putih mata yang mengganggu penglihatan.
Paparan UV berkepanjangan juga dapat merusak makula, bagian dari retina yang bertanggungjawab untuk sebagian besar visi. Profesor Liliane Ventura, dari Sao Paulo University mengatakan, "Kesehatan Ocular merupakan masalah serius di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis di mana indeks UV sangat tinggi di musim panas."
Kacamata hitam memainkan peran penting dalam memberikan keselamatan. Untuk itu lensa harus menyediakan filter UV yang memadai. Tes saat ini digunakan di Eropa, Australia, Selandia Baru, dan bagian Amerika Selatan dengan menghitung seberapa parah lensa buruk terkena paparan sinar matahari.
Namun, Profesor Ventura mengaku penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Biomedical Engineering OnLine ini tidak efektif karena tidak akurat mengukur kualitas kacamata hitam.