Liputan6.com, Maumere - PT Pertamina (Persero) berniat mengembangkan bisnis hulu dengan mencari minyak hingga hilir dengan menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) di Myanmar. PT Pertamina pun menggunakan skema bisnis berbeda untuk ekspansi di dua sektor tersebut.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sotjipto mengatakan, Pertamina mengikuti tender pada sektor hilir untuk menjalankan bisnis tersebut di Myanmar. Pertamina akan membentuk usaha bersama (joint venture) bersama perusahaan yang bergerak pada bisnis yang sama asal Myanmar.
"Myanmar, dulu di tender. Dan nampaknya kita menjadi yang paling menarik. Sekarang kita lakukan valuasi. Karena mereka minta kita masuk dengan kita joint venture di sana. Maka aset yang ada kita harus valuasi," kata Dwi, di Maumere, Nusa Tenggara Timur, Senin (29/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dwi mengungkapkan, Myanmar menjadi incaran Pertamina berekspansi pada bisnis hilir karena saat ini kemampuan produksi fasilitas pengolahan minyak (kilang) untuk memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) masih rendah. Hal tersebut jadi peluang Pertamina untuk mengembangkan industri hilirnya. "Karena kemampuan kilang Myanmar masih kecil," tutur Dwi.
Dwi melanjutkan, Pertamina berencana memanfaatkan kepemilikan sahamnya pada Maurel & Prom untuk mencari minyak di Myanmar. Lantaran sektor hulu produksi minyak Myanmar masih rendah.
Untuk diketahui perusahaan minyak asal Prancis memiliki aset migas di Myanmar. Hal tersebut, mendukung rencana Pertamina untuk melebarkan sayapnya di Myanmar.
"Karena Maurel&Prom yang kita akuisisi salah satunya punya sumur eksplorasi di Myanmar. Jadi Pertamina sudah ambil yang di atas, jadi Pertamina akan terlibat di upstream di Myanmar," tutur Dwi. (Pew/Ahm)