Berawal dari Karnaval Keluarga, JFC Mulai Mendunia

Perjalanan Jember Fashion Carnaval yang berawal dari komunitas keluarga dan kesukaan masa kecil melihat pagelaran karnaval.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Agu 2016, 18:57 WIB
Kostum robot yang dikenakan Nadya mahasiswa asal Bandung ini salah satu buktinya bahwa generasi muda Indonesia saat ini bukan generasi kelas bawah dalam teknologi.

Liputan6.com, Jember Dynan Fariz, sosok dibalik sukses Jember Fashion Carnaval (JFC), menuturkan kesannya kepada Liputan6.com di sela-sela persiapannya di workshop Jalan Gunung Batu Permai blok A B1, Jember, Jawa Timur, 28 Agustus 2016.

"Jadi awal 2002, berdirinya JFC itu berawal dari komunitas keluarga, kita punya keluarga bersaudara sebelas lalu kita punya ide ingin bikin sesuatu karena di acara yang Lebaran mulai membosankan dan sejak saat itu kami sepakat harus bikin suatu yang beda agar semakin banyak saudara yang datang lalu kita bikin ide di pertemuan keluarga," Dynan Fariz menjelaskan saat ditemui Liputan6.com di workshop-nya, Sabtu 27 Agustus 2016.

Mulai kompetisi antar saudara dan parade adalah salah satu yang menjadi inspirasinya kesuksesan JFC.

"Inspirasinya memang sejak itu adalah lahirnya JFC dari acara parade keluarga, jadi kita berkarnaval sejak belum adanya JFC. Saat itu pertama kali aku jadi mayoretnya dan kakak, adikku, keponakan aku jadi anggotanya. kita berangkat dari rumah ibu bapak melewati rumah kakak, ikutlah saudara yang lain sampai akhirnya berjalan sekitar hanya 40 orang dan terus berkembang hingga kami libatkan temannya saudara dan tidak sedarah dengan kita," tutur Dynan Fariz.

Dia juga menceritakan sempat ada yang mengatakan ini keluarga gila. "Waktu itu juga ada yang bilang ini sebenarnya keluarga gila atau narsis, tapi gak apa apa kami terus jalan," ujar founder Jember Fashion Carnaval Dynan Fariz.

Setelah berhasil dengan 40 personil dan berkembang hingga melibatkan komunitas di Jember, terpikirlah bagaimana membuat perijinan karnaval. "Saya rasa pertama kali membuat JFC saat itu juga mulai berpikir bagaimana tentang proses pengurusan, legalitas, perizinan, dan ternyata tidak semudah aku bayangkan. Perlu waktu H-1 sebelum acara itu untuk menentukan runway di Jember." Saat pertama kali dilaksanakan di Jember, karnaval tersebut mengelilingi kota.

"Dari alun alun kota ke arah selatan kemudian ke barat sampai balik lagi ke kota. Disitu aku berpikir aku ngga ingin yang seperti itu. Aku ingin go internasional. Nah, saat itu dari alun-alun kota langsung keluar dan melalui dinas selalu ditolak," ceritanya.
Satu satunya cara yang paling ampuh adalah saat Dynan Fariz berupaya mencari kesempatan untuk menemui secara langsung orang nomor satu di Jember pada saat itu.
"Bupati jember saat itu masih Syamsul Hadi. Alhamdulillah bertemu dan ternyata dia meminta aku menceritakan konsep karnaval akhirnya dia mendukung dan bilang silahkan lakukan apa yang ingin kalian lakukan," cerita Dynan lagi.
Dynan mengklaim hingga saat ini penyelenggaraan JFC ke-15 pun runway-nya tidak pernah berubah.

Dari awal penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval yang pertama sampai yang ke-9, Dynan menuturkan juga bahwa acara berjalan secara independen. "Sama sekali, tanpa dukungan pemerintah dan tidak melibatkan sponsor, dan syukurlah akhirnya beliau mendukung kami," ujarnya lagi.

Usai kesuksesan Jember Fashion Carnaval yang pertama, Dynan mengajak teman-temannya berparade di mal terbesar di Jember. Namun, lagi-lagi usaha untuk memperkenalkan fashion di Jember digagalkan oleh sekuriti mal tersebut. "Aku juga ingin mengenalkan JFC kepada para pengunjung di mal, namun sekuriti justru mengusir kami. Itu pengalaman 15 tahun yang lalu saat membawa tim JFC," Dynan bercerita.
Walaupun demikian, Dynan tetap optimis bahwa bukan hanya mal yang akan mengundang JFC untuk hadir.

"Kita pernah tampil di Senayan City, di Gandaria City, di Lippo Mall, Kokas hampir semua Mall terbesar Jakarta yang justru mengundang khusus tim JFC. Itu yang harusnya jadi pelajaran buat di daerah. Jadi jangan asal suruh keluar saja lihat dulu JFC," ujarnya. 

Bicara tentang tema Jember Fashion Carnaval, Dynan menceritakan selalu ada ide untuk tema besar JFC dari tahun ke tahun.

"Tentunya juga dengan berbagi ide dengan sesama teman saya di anggota JFC ini sendiri," kata Dynan.

Saat ditanya apa saja syarat dan mekanisme bagi warga yang ingin mengikuti karnaval, Dynan Fariz mengatakan mekanismenya diumumkan kepada sekolah. "Ada yang mendata supaya sekolah itu mengikuti JFC," ungkap Dynan. "Tak hanya sekolah, ada juga komunitas yang ikut di JFC,"

Saat ini, komunitas sanggar, komunitas rumah sakit dan komunitas dari rumah sakit Bina Sehat yang terdiri dari anak-anak yang baru menjalani operasi bibir sumbing ikut terlibat dalam JFC. Untuk membangkitkan kepercayaan diri anak-anak tersebut, mereka mengikuti sebuah pelatihan. 

Dynan menegaskan seluruh biaya tidak dibebankan peserta. "Kami juga memberikan pengenalan apa itu karnaval, apa itu parade, dengan harapan hanya menanamkan kepercayaan diri saat ikut tampil di JFC. Kami juga akan berikan bantuan biaya dari kami bagi mereka yang berprestasi," 

"Saya punya mimpi, mungkin mimpi ini besar banget dan enggak masuk akal bagi setiap orang yang mendengarnya karena saya ingin memeluk dunia dan membawa nama kota kelahiran saya menjadi pusat perhatian dan tujuan wisata dunia," tambah Dynan.

Jember Fashion Carnaval masih memiliki mimpi besar yang belum terlaksana. Dynand mengatakan, JFC seharusnya bisa tayang secara internasional. "Keinginan aku cuma satu dan itu mimpi yang belum terwujud, yaitu secara live tayang diseluruh dunia. Hanya itu impianku," ujarnya.

Dynan juga sangat berterima kasih sekali atas segala daya dan upaya semua peserta JFC yang tidak lelah menemaninya berkarier.

Selama JFC diselenggarakan, banyak orang yang memberikan sambutan hangat dan telah menantikan kehadiran mereka. Banyak yang juga yang mendapatkan keuntungan dari acara ini, seperti pedagang asongan, dan hal ini menjadi salah satu hal yang sangat berkesan bagi Dynan Fariz. 

"Tahun ini aku benar-benar tidak sangka JFC bisa terselenggara. Padahal aku tidak pernah bantu sedikit pum untuk mewujudkan karya anak anak, aku hanya bantu membimbing, mengarahkan dan memberikan kesempatan untuk tampil," Dynan Fariz menuturkan sambil meneteskan air mata haru. "Aku pikir ini adalah sebuah keajaiban. Ini adalah hal yang Tuhan berikan dari tahun ke tahun dan aku juga masih belum tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, tapi aku yakin kekuatan dari JFC. Itulah yang memberi nyawa dan keyakinanku. Siapa lagi kalau bukan masyarakat yang berparade," penuturan ini diucapkan dengan nada yang berat oleh Dynan Fariz hingga dia meneteskan air mata haru dan bangga.

Selain itu, Dynan Fariz sendiri berkata bahwa ia hanya ingin Indonesia terus berkibar. "Aku hanya ingin indonesia terus berkibar ke seluruh dunia. Suatu saat JFC akan ada di peringkat 1 dunia dan bisa tampil secara langsung sebagai karnaval berskala internasional."

Hingga saat ini, Jember Fashion Carnaval yang ke-15 didukung oleh Pemerintah Daerah, Kementerian Pariwisata dan sejumlah merek kecantikan seperti Sari Ayu Martha Tilaar yang sudah menemani terselenggaranya Jember Festival Carnaval selama 15 tahun.

(Dhimas Prasaja)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya