365 Hari di 'Mars', Angkasawan Akhirnya Kembali Menginjak Bumi

Setelah 365 hari berada di Mars, para peneliti akhirnya kembali bisa merasakan peradaban Bumi.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 29 Agu 2016, 21:45 WIB
Setelah 365 hari berada di Mars, para peneliti akhirnya kembali bisa merasakan peradaban Bumi (@HI_SEAS).

Liputan6.com, Honolulu - Sekelompok angkasawan akhirnya kembali ke Bumi setelah satu tahun berada di "Mars". Keenam antariksawan tersebut menghabiskan 365 hari di dalam sebuah kubah geodesik yang diatur memiliki lingkungan seperti planet merah itu.

Terletak 2.500 meter di atas permukaan laut, ruang simulasi tersebut berada di lereng gunung api Mauna Loa, Hawaii.

Seperti dikutip dari CNN, Senin (29/8/2016), percobaan terpanjang tersebut dirancang untuk menguji kinerja dan kecocokan para peneliti di dalam ruang simulasi tersebut.

Uji coba tersebut merupakan salah satu bagian penting sebelum melakukan misi sebenarnya ke Mars.

Hal itu dilakukan karena nantinya astronot akan berada dalam ruangan yang sempit selama 6 bulan ketika melakukan perjalanan ke planet merah.

"Penelitian yang dilakukan University of Hawaii (UH) ini sangat penting. Sama pentingnya ketika menentukan siapa yang akan mengikuti simulasi ini. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu bagaimana astronot akan bekerja pada setiap misi yang berbeda dan unsur yang mempengaruhi perjalanan angkasa luar seseorang," kata seorang kru arsitek yang membantu membuat ruang simulasi tersebut.

"Kami bangga dapat membantu NASA mengurangi atau pun menghilangkan hambatan untuk melakukan perjalanan angkasa luar jangka panjang," ujar seorang guru besar University of Hawaii, Kim Binsted, bertindak selaku penyidik prinsip proyek tersebut.

Ketertarikan angkasawan terhadap planet Mars semakin meningkat. Terlebih lagi setelah film garapan Hollywood The Martian sukses di pasaran.

Tidak hanya karena film tersebut, adanya ketertarikan seorang pengusaha swasta, Elon Musk, membuat ia berharap dapat meluncurkan misi berawak ke Mars pada 2024 melalui perusahaan miliknya, SpaceX.

Penelitian yang dilakukan oleh UH--didanai NASA--merupakan percobaan ketiga yang dilakukan sejauh ini. Sebelumnya, percobaan yang sama pernah dilakukan oleh European Space Agency di Concordia, Antartika, dan Moskow.

Pada saat itu, kru peneliti diingatkan bahwa mereka akan mengalami masalah tidur dan psikologis sebagai dampak percobaan.

"Saya pikir hambatan teknologi dan psikologis dapat diatasi," ujar seorang angkasawan yang ikut dalam simulasi Mars di Hawaii, Cyprien Verseux.

"Aku terkagum-kagum karena dapat mengambil air dari rumah kaca kecil di dalam simulator. Jika eksperimen ini berhasil, metode yang sama bisa digunakan untuk mengambil air di Mars nantinya," tambah Christiane Heinicke yang juga ikut dalam simulasi itu.

Dia juga menambahkan bahwa UH sedang merekrut awak untuk dua misi berikutnya yang dijadwalkan akan dimulai pada 2017 dan 2018.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya