Liputan6.com, New Delhi - Menteri pariwisata India, Mahesh Sharma, mengimbau para turis agar tak menggunakan rok demi alasan keselamatan. Hal itu disampaikannya saat mempromosikan welcome kit yang akan diberikan kepada wisatawan setibanya mereka di India.
"Terdapat kartu di dalamnya yang menjelaskan apa yang boleh dilakukan dan tidak. Hal dasar seperti 'Jangan keluar malam sendirian', atau 'Jangan memakai rok'," ujar Sharma seperti dikutip dari CNN, Selasa (30/8/2016).
Advertisement
Peraturan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, serangkaian pelecehan seksual kerap terjadi terhadap turis perempuan dan telah menodai reputasi India.
India telah mengubah undang-undangnya untuk memperluas definisi pemerkosaan. Di dalamnya juga dinyatakan hukuman keras bagi pelaku pelecehan seksual, voyeurism, dan menguntit.
Walaupun India telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual, beberapa pertanyaan masih mencuat ke permukaan. Beberapa orang meragukan apakah India telah mengambil langkah untuk melindungi perempuan dan menciptakan efek jera bagi para pelaku kekerasan seksual.
Kritik Terhadap Peraturan
Tak hanya kasus pelecehan seksual dan perkosaan, India dinilai juga belum mampu menangani semua jenis kejahatan.
Negara tersebut kekurangan laboratorium forensik dan petugas kepolisian, serta hanya terdapat sedikit pengacara dan hakim yang diperlukan untuk memproses kasus.
Sejumlah kritik pun mengecam Sharma, yang dinilai membebankan tanggung jawab hanya kepada perempuan --dengan mengimbau turis untuk tak memakai rok. Menurutnya, sudah seharusnya pemerintah melakukan pekerjaan lebih baik untuk meningkatkan keamanan.
Menanggapi kritikan tersebut, Sharma mencoba mengklarifikasi apa yang ia maksud.
"Aku merupakan ayah dari dua anak perempuan... aku tak pernah menyuruh wanita untuk apa yang boleh dan tak boleh mereka kenakan," ujar Sharma kepada wartawan.
"Setiap negara mengeluarkan imbauan yang berbeda-beda, tapi aku tak pernah mengatakan untuk mengubah cara berpakaian seseorang," ia menambahkan.
Pernyataan tersebut bukan kali pertama diucapkan Sharma terkait jaminan keamanan wanita yang memicu kontroversi. Tahun lalu ia mengatakan, perempuan India tak boleh keluar pada malam hari.
"Perempuan yang keluar di malam hari mungkin diperbolehkan di tempat lain, tapi hal itu bukanlah bagian dari budaya India," tutur Sharma.