Liputan6.com, Jakarta - PDIP telah mencopot Bambang DH sebagai pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta. Partai berlambang banteng moncong putih itu menunjuk Adi Wijaya sebagai ketua definitif pada Minggu 28 Agustus 2016.
Namun, Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah membantah bahwa partainya mencopot Bambang DH karena kerap menyuarakan penolakan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Advertisement
"Mas Bambang DH itu adalah seorang loyalis Mega sejak jaman PDI Promega yang penuh perjuangan dan penderitaan dulu. Jadi pasti dia loyal ke Bu Mega," kata Basarah kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Menurut Basarah, penolakannya kepada Ahok bukan sebagai bentuk pembangkangan dia terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tetapi sebagai bentuk kekecewaan kader dan pengurus partai di DKI Jakarta terhadap Ahok.
"Sebagai reaksi kekecewaan yang menggumpal kepada Ahok yang berkali-kali melecehkan eksistensi PDIP. Sikap Bambang ini hanyalah sebagai artikulator keresahan pengurus dan kader partai di DKI yang dia pimpin," ujar dia.
"Jadi tidak tepat pendapat yang mengatakan pergantian Bambang DH dari jabatan ketua plt karena dia menolak Ahok," lanjut Basarah.
Basarah pun memastikan semua kader PDIP termasuk Bambang DH akan setia menunggu keputusan Megawati terkait calon kepala daerah termasuk di Pilkada DKI Jakarta. "Berbagai dinamika politik partai kami di DKI Jakarta terkait pilkada termasuk penolakan terhadap Ahok adalah dinamika dan dialektika politik yang wajar dalam tradisi PDIP sebagai partai penganut mazhab demokrasi," Basarah memungkas.
Ketika dipimpin Bambang DH, PDIP DKI Jakarta telah bergabung dengan koalisi kekeluargaan. Koalisi itu berisi partai yang berkomitmen tak akan mengusung Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
Kemudian, PDIP DKI juga lantang menyuarakan penolakan terhadap Ahok dengan menyanyikan yel-yel 'Ahok pasti tumbang' saat rapat internal di DPD PDIP DKI Jakarta.