Kisah Ajaib Mbah Gotho Lolos dari Maut di Bengawan Solo

Mbah Gotho punya keahlian menangkap ikan dengan tangan kosong.

oleh Fajar Abrori diperbarui 30 Agu 2016, 12:00 WIB
Mbah Gotho punya keahlian menangkap ikan dengan tangan kosong. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Sragen - Sodimejo, atau lebih dikenal dengan nama sapaan Mbah Gotho, oleh warga sekitar memiliki bakal genap berusia 146 tahun pada 31 Desember mendatang.

Hanya satu keinginannya yang belum terpenuhi, yakni dipanggil Yang Maha Kuasa alias meninggal dunia. Namun, siapa sangka Mbah Gotho pernah dianggap sudah meninggal.

Kisah itu terjadi puluhan tahun lalu. Kisah dituturkan oleh cucunya yang sering mengurusi Mbah Gotho, Suryanto. Ia sering mendengarkan saat Mbah Gotho bercerita tentang masa lalunya.

"Jadi itu cerita sudah tahun 80-an. Mbah Gotho itu kan dulunya petani dan juga pintar nangkap ikan. Kalau nangkap ikan itu pun enggak pakai jala, pakai tangan kosong," kata Suryanto saat disambangi di rumah Mbah Gotho, RT 18, RW XVI, Segeran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah.

Mbah Gotho biasanya cari ikan di aliran Sungai Bengawan Solo yang tidak jauh dari rumahnya. Suatu ketika, Mbah Gotho menangkap ikan bersama dengan teman-temannya di Bengawan Solo. Mbah Gotho keasyikan mencari ikan dan tidak menyadari jika dirinya masuk terlalu dalam ke lorong menyerupai gua di sungai.

"Mbah Gotho itu cari ikan dan mengikuti ikan-ikan itu. Dan tidak sadar Mbah Gotho masuk kayak dalam gua itu. Dan dari luar dia seperti tenggelam itu. Teman-temannya bingung, karena Mbah Gotho itu tidak keluar-keluar dari lorong itu," tutur Suryanto.

Selama setengah jam ditunggu, Mbah Gotho tidak kunjung ke luar dari lorong gua yang permukaannya tertutup air. Teman-temannya mengira Mbah Gotho sudah tidak selamat. Namun, Mbah Gotho keluar tanpa cedera dari lorong gua setelah satu jam berlalu.

"Dan entah mengapa, setelah Mbah Gotho itu keluar, lorong kayak gua cadas itu ambrol sebagian. Itu kejadiannya ya pas Mbah Gotho sudah tua," kata Suryanto.

Suryanto menuturkan, setelah berusia lanjut, Mbah Gotho sudah tidak melakoni kebiasaannya menangkap ikan. Itu lantaran fisik, daya dengar, dan daya penglihatan sudah menurun.

"Tapi kalau diajak ngobrol jika dengan volume keras, masih bisa nyambung," kata Suryanto yang sudah merawat Mbah Gotho sejak tahun 90-an ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya