8 Pelatih yang 'Tumbang' di Putaran Pertama

Empat dari delapan pelatih yang tumbang di putaran pertama Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo merupakan pelatih asing.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Agu 2016, 14:50 WIB
Paulo Camargo (kanan) salah satu pelatih yang tumbang sebelum paruh musim Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo

Liputan6.com, Jakarta - Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 memang baru menyelesaikan putaran pertama atau memasuki paruh musim. Namun, sudah total delapan pelatih dihakimi kinerjanya, sehingga harus mundur atau bahkan dipecat dari kursinya.

Sejumlah hasil buruk memang menjadi biang keladi dari hijrahnya para pelatih. Kedelapan pelatih ini dianggap jadi kambing hitam dari menurunnya performa tim. Meski sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi penampilan tim.

Bahkan, status pelatih asing nyatanya tak menjamin kinerja sebuah tim. Dari total delapan nama ini, empat di antaranya dihiasi oleh nama asing. Nasib mereka bahkan sangat nahas karena didepak pada beberapa laga awal saja.

 Siapa saja pelatih asing dan lokal yang terdepak hingga paruh musim? Berikut detailnya:


Luciano Leandro

Luciano Leandro saat memimpin PSM Makassar. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Luciano Leandro

Jalani tiga laga dan menelan dua kekalahan, manajemen PSM akhirnya memutuskan untuk menyudahi kerja samanya dengan Luciano meski masih pada awal-awal TSC.Pada laga pembuka kompetisi Syamsul Chaerrudin dkk takluk dari Semen Padang 1-2. Posisi Luciano sempat di atas angin kala PSM menang 2-1 atas Persela.

Akan tetapi, semuanya musnah setelah Juku Eja kalah 0-1 melawan Perseru Serui. Dia akhirnya memilih mundur karena tekanan besar dari suporter dan manajemen.

Mereka kemudian menunjuk Robert Rene Alberts sebagai penggantinya. Namun, pergantian pelatih nyatanya tak membuat performa PSM secara instan bakal cemerlang.

Terhitung menangani PSM 1 Juni 2016, Robert Alberts hanya mampu meraih satu kemenangan saja dari delapan pertandingan. Hal ini yang membuat masalah PSM semakin pelik.


Stefan Hansson

Stefan Hansson (tengah) saat masih bersama Persela

Stefan Hansson

Tiga kekalahan beruntun melawan Persegres Gresik United (0-1), PSM Makassar (1-2), dan Persija Jakarta (1-2) amat mengecewakan bagi manajemen Persela. Hal itu bahkan membuat mereka harus terjerembab di dasar klasemen TSC 2016.

Sejatinya, skuat Laskar Joko Tingkir ini masih sabar setelah tiga kekalahan beruntun. Namun, usai kembali takluk di kandang oleh Persipura Jayapura, Persela akhirnya memutuskan untuk memecat Hansson dari kursi kepelatihan.

Rapor buruk Hansson juga terlihat dari laga kandang. Bahkan, empat kekalahan itu diraih di kandang sendiri.

Persela kemudian menunjuk Sutan Harhara sebagai pengganti. Hasilnya pun lumayan. Menangani Persela sejak Juni, Sutan sukses membuat Laskar Joko Tingkir sedikit bangkit dengan meraih tiga kemenangan dari delapan pertandingan.


Eduard Tjong

Eduard Tjong tumbang dalam melatih PS TNI, tapi kini menjadi pelatih timnas U-19

Eduard Tjong

Pelatih yang akrab disapa Edu ini memutuskan mundur dari kursi kepelatihan PS TNI. Tentu, hal ini penyebabnya adalah rentetan hasil minor yang harus diraih oleh Laskar Loreng.

Menangani tim sampai pekan ketujuh, PS TNI dibawanya jadi tim yang tak pernah meraih kemenangan. Usai kalah 1-3 dari Persipura Jayapura di Stadion Pakansari (19/6), Edu akhirnya mundur.

Kini, usai menunjuk kembali Suharto AD penampilan Manahati Lestusen membaik. Mereka bahkan sukses meraih tiga kemenangan beruntun di laga kandangnya sejauh ini.


Dejan Antonic

Dejan Antonic tak bertahan lama bersama Persib Bandung

Dejan Antonic

Digadang-gadang jadi sosok paling tepat pengganti Djadjang Nurdjaman, Dejan malah membawa Persib melempem. Persib dibawanya hanya menang satu pertandingan saja dari lima pertandingan.

Bahkan, Maung Bandung harus gagal menang atau ditahan imbang oleh lawannya, yakni Madura United dan Sriwijaya FC meski bermain di kandang sendiri. Tekanan Bobotoh atas mundurnya Dejan mengalir deras.

Puncaknya, kala Maung Bandung harus mengakui kegagahan Bhayangkara Surabaya United pada pekan keenam TSC 2016, pada Sabtu (11/6/2016). Mereka digulung 1-4 oleh Bhayangkara SU dan usai laga Dejan akhirnya memutuskan untuk hijrah.

Sekarang, Pangeran Biru lumayan dalam grafik menanjak setelah kembali memercayakan Djanur. Memulai kiprahnya sejak 18 Juni, Djanur sukses membawa Persib meraih empat kemenangan dalam tujuh laga terakhir.


Agus Sutiono

Pelatih Perseru Serui, Agus Sutiono, telah menangani tim itu sejak tiga tahun yang lalu. (Bola.com/Robby Firly)

Agus Sutiono

Kerasnya pertarungan di TSC 2016 juga dirasakan Agus Sutiono. Dia akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Perseru Serui setelah dikalahkan 1-5 oleh Barito Putera pada 1 Juli 2016.

Bersama Yoksan Ama cs, Agus memang gagal membawa penampilan apik. Bahkan, selama sembilan pertandingan memimpin Cenderawasih Jingga, Agus hanya mampu meraih tiga kemenangan saja.

Kalah tiga kali beruntun pada partai tandang menjadi salah satu alasan Agus meletakkan jabatannya sebagai pelatih. Malah bila ditilik, Agus gagal menghadirkan satu kemenangan pun untuk Perseru dalam partai tandang.

Kini, Perseru ditangani oleh pelatih lisensi A AFC, Hanafi. Tentu, banyak harapan yang dibebankan mantan pelatih Perseru U-21 itu pada TSC 2016 ini.


Subangkit

Subangkit tinggalkan Mitra Kukar lebih cepat

Subangkit

Kabar mengejutkan datang dari Mitra Kukar. Subangkit harus rela melepas kursinya sebagai pelatih Mitra Kukar karena tekanan yang berat.

Bersama Mitra Kukar, Subangkit memang tak bisa meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir. Laga imbang 2-2 melawan PSM Makassar (31/7) menjadi yang terakhir kali dipimpinnya.

Sehari berselang, Subangkit akhirnya menyatakan mundur dari kursi kepelatihan. Dia menyadari kalau memang kurang bisa mengangkat performa tim berjuluk Naga Mekes itu.


Jafri Sastra

Dilepas Persipura, Jafri Sastra kembali melatih Mitra Kukar

Jafri Sastra

Jafri Sastra akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Persipura Jayapura. Hal ini setelah Jafri gagal membuat Persipura menang dalam tiga laga terakhir. Teranyar, dia dan Persipura dihajar Madura United 0-2 di Stadion bangkalan (30/7).

Mantan bos Semen Padang ini harus tercelat karena kurang bisa mengangkat prestasi Mutiara Hitam. Rekor Jafri Sastra sendiri terbilang kurang impresif.

Dari 13 laga memimpin Persipura, dia hanya berhasil mempersembahkan lima kemenangan, empat hasil imbang dan empat kekalahan.

Uniknya, usai undur diri dari Persipura, Jafri kembali ke pelukan klub lamanya, Mitra Kukar. Dia secara resmi bakal mulai menukangi Naga Mekes pada pekan ke-14 mendatang.


Paulo Camargo

Persija saat masih dipimpin Paulo Camargo (Helmi Fithriansyah/Liputan6.com)

Paulo Camargo

Pelatih asal Brasil ini akhirnya meninggalkan Persija Jakarta setelah tak mampu menuai prestasi. Camargo menanggalkan jabatannya setelah membawa Macan Kemayoran gagal meraih kemenangan dalam tujuh laga secara beruntun.

Bahkan, enam laga di antaranya, Persija di bawah arahan Camargo harus berakhir dengan kekalahan. Padahal pelatih posisinya saat ini sangat sulit lantaran hanya punya waktu singkat dalam mempersiapkan tim.

Hal ini terbukti pada Persija. Sudah dilatih oleh Jan Saragih, Persija belum juga meraih kemenangan. Bahkan, kini sudah genap 11 laga Persija lalui tanpa kemenangan.

Tentu, ini jadi bukti kalau pelatih tak sepenuhnya bisa disalahkan dari buruknya permainan tim. Namun memang, seorang pelatih punya tanggung jawab penuh mengenai performanya.

I. Eka Setiawan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya