Menerka Batas Aman Mengendarai Motor Saat Hujan

Memasuki penghujung Agustus, cuaca di Indonesia termasuk Jakarta masih sering diguyur hujan.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 30 Agu 2016, 18:59 WIB
Pengendara motor menerobos genangan air di Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Selasa (30/8). Diguyur hujan deras, sejumlah titik jalan di Jakarta tergenang air. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Memasuki penghujung Agustus, cuaca di Indonesia termasuk Jakarta masih sering diguyur hujan. Padahal, seharusnya iklim memasuki musim kemarau.

Pemotor perlu waspada menghadapi cuaca yang kerap berubah-ubah. Tunggangan perlu mendapat perhatian ekstra khususnya pada bagian ban dan rem.

"Ban liat dari kembangnya, masih layak apa enggak karena pengaruh ke licin dari kondisi aspal. Ban yang sudah pecah-pecah disarankan untuk diganti karena kalau dikasih angin tekanan yang tinggi bisa jebol," ucap Supardiono selaku Kepala Bengkel AHASS 0001 Astra Motor Jakarta pada Liputan6.com.

Pria dengan sapaan Pardi ini menyebut rem juga perlu diperhatikan oleh pemotor kala menghadapi situasi cuaca yang kerap turun hujan dan jalan tergenang air. Apabila kampas rem telah tipis maka sebaiknya diganti.

"Kalau rem tromol kan pake tanda segitiga (batas maksimal kampas). Untuk rem cakram bisa dilihat secara kasat mata atau dari panel plat tipis, itu indikatornya," ucap Pardi.

Batas aman

Ia menjelaskan batas aman motor saat menerabas banjir kurang lebih 50 sentimeter. Pemilik motor jenis skutik pun tidak perlu was-was saat terpaksa menerabas banjir karena bagian CVT dirancang kedap air dan terdapat saluran pembuangan andaikata ada air yang masuk ke dalamnya.

"Matik itu ada batas 50 cm dia masih aman, sudah diperhitungkan faktor safety sama kedapnya. CVT kalo kondisi jalan (lewati banjir) nggak masalah, air nggak masuk karena saat CVT muter ada tekanan udara ke lubang pembuangan," bebernya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya