Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah berada pada kisaran 13.200 per dolar Amerika Serikat (AS) sampai 13.500 per dolar AS pada tahun 2017. Nilai tukar rupiah lebih kuat dari perkiraan sebelumnya 13.300 per dolar AS sampai 13.600 per dolar AS.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh meningkatnya pasokan dolar di dalam negeri. Hal tersebut sejalan dengan program pengampunan pajak.
Advertisement
"Implementasi UU Pengampunan Pajak mendorong meningkatnya pasokan valas memberikan dampak positif pergerakan rupiah. Optimisme ekonomi Indonesia, reformasi struktural dan berlanjutnya arus modal asing menopang pergerakan rupiah," kata dia dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 (RAPBN 2017) di Badan Anggaran DPR RI, Selasa (30/8/2016).
Dia mengatakan, pada tahun depan neraca pembayaran juga diperkirakan akan tetap positif.
"Pada tahun 2017 neraca pembayaran diperkirakan tetap positif didukung meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial baik investasi langsung maupun portofolio," ungkap dia.
Namun begitu, Agus menuturkan pergerakan rupiah juga dibayangi oleh rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan perekonomian mitra dagang Indonesia dalam hal ini China.
"Sentimen kenaikan suku bunga The Fed dan perkembangan Tiongkok," tutur dia.