Liputan6.com, Bandung - Netizen laki-laki dengan ketertarikan hobi politik, olahraga, dan hiburan menjadi masyarakat paling banyak membicarakan Pilkada Jakarta 2017.
Aqsath Rasyid, CEO NoLimit Bandung (spesialis analis media sosial) mengatakan, gambaran salah satu komponen demografi tersebut terlihat dari hasil survei Pilkada Jakarta 2017 periode 1 Mei-31 Juli 2016.
Dalam kurun waktu tersebut, tercatat 449.689 cuitan terkait dengan isu terbanyak adalah pembicaraan 12 calon gubernur/wakil gubernur, dengan tema terbanyak dibahas adalah proses pencalonan masing-masing.
"Dari kicauan tersebut, laki-laki mendominasi hingga 76% dengan mayoritas dari usia produktif, antara 25 sampai 40 tahun, yang mayoritas adalah digital native," katanya kepada Tekno Liputan6.com di Bandung, belum lama ini.
Menurut Aqsath, pihaknya juga mencatat bahwa netizen paling sering mencuit soal ini pada hari Senin, khususnya pada jam 12.00-15.00. Di hari lainnya pun, jam tersebut menjadi primadona. Penurunan signifikan tweets di semua hari terjadi mulai pukul 20.00 ke atas.
Baca Juga
Advertisement
NoLimit juga mencatat, secara kualitatif, ada tiga jenis cuitan yakni positif, netral, dan negatif.
Yang positif umumnya terdiri atas banyak yang berharap tidak ada isu SARA dalam Pilkada Jakarta, keyakinan tokoh publik Jimly Asshiddiqie kalau Pilkada tahun depan berlangsung seru, serta Mendagri harapkan Pilkada DKI hasilkan gubernur berintegritas.
"Isu negatif yakni Isu SARA akan mencuat dalam Pilkada, KPU dituding jegal calon independen oleh DPR, serta Pilkada DKI cenderung transaksional. Yang netral adalah pernyataan dukungan, terutama untuk Ahok, Risma, dan Sandiaga Uno," katanya.
Sementara secara kuantitatif, sambung Aqsath, cuitan terbanyak berisikan dukungan untuk Ahok maju Pilkada DKI.
Selanjutnya secara berurutan adalah dukungan Risma maju Pilkada DKI, dukungan Sandiaga Uno maju Pilkada DKI, pemberitaan kegiatan dan rencana Golkar dalam Pilkada DKI, serta banyak orang tidak setuju isu SARA di Pilkada DKI.
(Msu/Isk)