Pesan Istri Bung Tomo pada Anak-anaknya

Sulistina tidak pernah mengeluh dalam mengarungi rumah tangga bersama Bung Tomo kala dilanda kesulitan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Sep 2016, 07:12 WIB
Pemakaman istri Bung Tomo di Surabaya (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Sulistina Sutomo, istri Pahlawan Nasional Bung Tomo telah dikebumikan di pemakaman Ngagel Rejo Surabaya, Jawa Timur. Usai prosesi pemakaman, anak kandung Bung Tomo dan Sulistina, Bambang Sulistomo memberikan kata sambutan.

Dalam sambutannya, dia menuturkan bahwa sang ibunda ingin dikuburkan di sebelah makam suaminya, Bung Tomo yang juga dimakamkan bersama rakyat. Apalagi, keduanya telah menjalani kehidupan susah senang bersama.

"Nah Ibu pun demikian, nanti kalau saya mati, aku kuburkan di sebelahnya Bapak. Karena apa, karena Bapak susah, senang, prihatin selalu didampingi Ibu dan tanpa mengeluh," kata Bambang di TPU Islam Ngagel Rejo Surabaya, Rabu (31/8/2016).

Dia mengatakan, ibunya tidak pernah mengeluh dalam mengarungi rumah tangga bersama Bung Tomo kala dilanda kesulitan.

"Bapak susah, kita anaknya tidak bisa beli seragam sekolah, jahit sendiri, kita tidak punya penghasilan, Bapak beternak telur, Ibu yang ngasih makan ayam-ayam itu di rumah, tapi Ibu tidak pernah mengeluh," ujar Bambang.

Bambang menuturkan, ibunya dulu juga ikut bertempur di Surabaya, menjadi barisan perawat dari kota Malang yang dilatih oleh Mayor Jenderal Dokter Sumarno. Sulistina kemudian ditugaskan berangkat ke Surabaya dalam pertempuran.

"Jadi di situ, Bapak bertemu dengan Ibu pada saat mengangkuti para korban yang gugur dan yang luka-luka. Ketemu sama Bapak," kata Bambang.

Dia juga mengatakan, sang ibu selalu berpesan kepada anak-anaknya supaya terus mengingat perjuangan Bung Tomo mengobarkan semangat perjuangan merebut kemerderkaan Indonesia. Dalam pertempuran di Surabaya, banyak warga yang berjuang dan gugur.

"Satu hal, kamu nanti jangan menghianati Merah Putih ya, jangan menghianati pengorbanan rakyat, jangan menghianati apa yang diperjuangkan oleh pejuang. Itu Ibu selalu mengatakan demikian," ucap Bambang.

Bambang menegaskan, ibunya meninggal dalam keadaan damai dan tenang. Semua keluarganya hadir menyaksikan detik terakhir ibu meninggal dengan tenang dan ibu wajahnya tampak tersenyum.

"Kami rasanya masih seperti mimpi kehilangan Ibu, karena kita dekat sekali dengan Ibu. Dekat dengan cucu-cucunya, dekat dengan buyut-buyutnya pun dekat," ujar Bambang.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya