Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 2.500 dokumen yang dirilis CIA pada Rabu pekan lalu, 28 Agustus 2016, menjadi paling populer bagi para pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Kamis (1/9/2016).
Data yang terdiri atas 28 ribu halaman informasi yang disiapkan untuk Presiden Richard Nixon dan penerusnya, Gerald Ford, ternyata begitu mencuri perhatian.
Advertisement
Hukuman mati bagi pejabat Korea Utara yang kedapatan tertidur dalam rapat dengan pemimpin negara juga menjadi salah satu berita teratas. Pun demikian dengan berita menjelang peringatan 15 tahun peristiwa 9/11.
Berikut adalah Top 3 Global untuk Kamis (1/9/2016) pagi:
1. CIA Kuak Memo Rahasia soal Indonesia untuk 2 Presiden AS
Ini agenda wajib di tengah Pemilihan Presiden Amerika Serikat: badan intelijen mengontak dua capres untuk menjadwalkan pengarahan (briefing) terkait masalah global, konflik yang melanda dunia, status aktivitas militer AS di luar negeri, juga soal manuver terakhir yang sedang dilakukan pemerintah asing, baik kawan maupun lawan.
Pengarahan yang diberikan kepada capres Demokrat Hillary Clinton dan wakil kubu Republik Donald Trump adalah versi "awal" dari yang diberikan setiap harinya untuk Presiden AS Barack Obama.
Siapa pun, yang akan menduduki Gedung Putih Januari 2017 mendatang, Clinton atau Trump, akan mendapatkan pengarahan yang sama, seperti yang didapatkan Obama setiap pagi, pada pukul 07.45 waktu Washington DC.
The President's Daily Brief, nama memo rahasia itu, kali pertama diberikan ke Presiden AS pada 17 Juni 1961. Tujuannya, jangan sampai penguasa Gedung Putih terkaget-kaget dengan perkembangan informasi dunia yang sungguh cepat.
2. Kecewakan Kim Jong-un, Atlet Olimpiade 2016 Dikirim Kerja Paksa?
Olimpiade Rio 2016 telah berakhir, namun bagi atlet asal Korea Utara (Korut) ini pertanda bahwa tugas baru yang melelahkan segera dimulai. Menurut laporan, atlet Korut yang jauh dari prestasi akan dikirim ke tambang batu bara untuk menjalani 'kerja paksa'.
Sebelum Olimpiade 2016 digelar, pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un telah memperingatkan kepada seluruh atlet untuk pulang dengan membawa setidaknya 17 medali, yang terdiri dari lima emas dan 12 medali lainnya.
Namun faktanya, kontingen Korut hanya mampu membawa tujuh medali di mana dua di antaranya emas. Ini jauh dari harapan Kim Jong-un sehingga putra dari Kim Jong-il itu disebut murka.
"Mereka yang memenangkan medali akan diberikan rumah dengan kualifikasi yang lebih baik, uang, mobil dan mungkin hadiah lainnya dari rezim. Namun Kim Jong-un sangat marah dan kecewa dengan hasil kali ini," ujar ahli Korut, Toshimitsu Shigemura seperti dilansir The Sun dan dikutip International Business Times, Rabu (31/8/2016).
3. Misteri Runtuhnya 'Menara Ketiga' pada Teror 9/11, Sengaja Dibom?
Selasa, 9 September 2011 menjadi hari kelam bagi Amerika Serikat. Menara kembar World Trade Center (WTC) yang terletak di jantung kota New York runtuh setelah dihantam dua pesawat jet penumpang yang dibajak kelompok militan Al Qaeda.
Tak jauh dari lokasi tersebut, sebuah gedung 47 lantai bernama Tower Seven pun turut runtuh selang beberapa jam setelah peristiwa menara kembar berlangsung.
Pihak penyelidik menduga bahwa kebakaran yang terjadi di beberapa lantai lah yang menyebabkan runtuhnya Tower Seven.
Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh The National Institute of Standards and Technology menyimpulkan, Tower Seven runtuh karena kebakaran.
Namun teori konspirasi berpendapat bahwa gedung tersebut sengaja diruntuhkan lewat penghancuran terkendali atau dikenal dengan controlled demolition. Berbeda dengan menara kembar WTC, Tower Seven tidak ditabrak pesawat.