Liputan6.com, Jakarta - Seorang bujet traveler pasti sangat memperhitungkan uang yang dihabiskan selama perjalanan. Karenanya pemborosan di luar anggaran yang sudah ditentukan adalah pantangan. Apalagi jika pemborosan terjadi di luar kendali. Misalnya karena kartu kredit kena scam atau kecurian dompet.
Bayangkan saat Anda sedang asyik melihat-lihat dan bersenang-senang, Anda justru menjadi target kejahatan. Supaya uang Anda terlindungi dari tindak kejahatan saat traveling, berikut tipsnya seperti dikutip dari www.cekaja.com, Sabtu (3/9/2016):
1. Beri tahu bank penerbit kartu kredit kalau Anda akan bepergian
Bank punya sistem monitoring fraud yang akan menandai wilayah pembelian berdasarkan wilayah geografis. Jika terjadi transaksi jauh dari negara tempat Anda tinggal, bank bisa memblokir kartu sehingga tidak bisa digunakan. Meski sebelumnya bank pasti akan mengontak Anda jika transaksi tersebut benar dilakukan oleh Anda atau tidak.
Baca Juga
Advertisement
Tujuan pengamanan ini memang bagus, yakni untuk mencegah kartu kredit disalahgunakan. Akan tetapi kalau jadinya kartu kredit tidak bisa digesek di saat genting, liburan Anda yang jadi kacau. Supaya aman, beri tahu bank penerbit sebelum Anda bepergian.
Bawa Secukupnya
2. Bawa secukupnya
Sebelum berangkat, keluarkan isi dompet yang tidak Anda butuhkan. Misalnya seperti kartu kredit tambahan, kartu debit bank lain, kartu keanggotaan, kartu diskon, NPWP, SIM, dan lain-lain.
Kalau dompet hilang, Anda hanya perlu memblokir satu kartu kredit atau debit yang hilang tersebut. Ini lebih mudah daripada harus memblokir semua kartu yang Anda punya.
Saat bepergian ke luar negeri, KTP juga sebaiknya ditinggal di rumah. Karena pelaku kejahatan bisa menggunakan data pribadimu untuk mengakses perbankan atau memalsukan identitas. Kalaupun kamu membawa dokumen berharga, tinggalkan di brankas kamar hotel atau lemari terkunci.
3. Duplikasi dokumen berharga
Scan paspor, KTP, dan dokumen pribadi lain sebelum pergi. Simpan di Google Drive, email, atau kirimkan email pada keluarga atau teman yang tidak ikut pergi.
Jika dompet atau paspor hilang, Anda punya salinannya sehingga penggantian yang baru bisa lebih cepat dilakukan. Jika Anda memiliki asuransi perjalanan, biaya penggantian dokumen yang hilang akan di-cover pihak asuransi.
Advertisement
Simpan uang tunai
4. Jangan simpan uang tunai di satu tempat
Jangan simpan semua uang Anda di dalam dompet. Pisahkan uang di saku celana berseleting, tas pinggang yang menempel badan, atau bahkan di kaus kaki.
Kalau ingin meninggalkannya di hotel, simpang di brankas atau lemari terkunci. Apabila membawa uang tunai dalam jumlah banyak, jangan simpan di dalam koper.
5. Jangan menarik tunai sembarangan
Penjahat kelas internasional punya cara yang lebih canggih untuk mencuri data kartu debit atau kartu debit. Misalnya dengan memasang alat scam pada mesin ATM.
Setelah memindai kartu kredit atau kartu debit Anda, mereka pun membuat kartu serupa menggunakan data pribadi Anda. Kartu salinan tersebut digunakan untuk meguras uang di rekening.
Oleh karenanya hindari mengambil uang di mesin ATM yang terletak di tempat sepi. Agar lebih aman, lakukan pengambilan tunai di ATM yang ada di bank.
kartu kredit
6. Gunakan kartu kredit, bukan kartu debit
Jika kartu debit Anda hilang dan pelaku memiliki password, rekening Anda bisa terkuras dalam sekejap. Kartu kredit lebih aman karena pelaku tidak langsung menguras uang di rekening. Selain itu Anda juga bisa melakukan penyanggahan transaksi jika telanjur disalahgunakan.
7. Jangan lengah
Kejahatan di era digital saat ini memang semakin canggih. Tapi bukan berarti kamu lengah dengan kejahatan dengan metode konvensional seperti pencopetan. Pencopetan atau jambret masih marak dilakukan di tempat-tempat ramai.
Kuncinya, jangan menaruh dompet di kantong depan. Anda yang terbiasa menaruh dompet di saku celana bagian belakang harus memindahkannya ke depan.
Jangan lengah jika sedang berdesakan di pasar, stasiun, atau kendaraan umum. Jika ada orang atau kejadian yang membuat perhatian Anda teralihkan, segera pergi dari situ karena siapa tahu itu merupakan upaya komplotan pencopet yang sengaja mengecoh fokus korban sebelum beraksi. (Ahm/Ndw)
Advertisement