Menyentuh, Kisah Sopir Taksi yang Tolak Dibayar Penumpangnya

Pada dasarnya setiap orang itu baik, sampai terbukti sebaliknya.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Sep 2016, 14:30 WIB
Menyentuh, Kisah Sopir Taksi yang Tolak Dibayar Penumpangnya

Liputan6.com, Jakarta Di kota besar, tampaknya setiap orang adalah serigala bagi manusia lain. Padahal pada dasarnya setiap orang itu baik, sampai terbukti sebaliknya. Seperti yang dialami pada seorang perempuan bernama Izzah Lina. Pagi itu, Ibu muda yang tinggal di Singapura itu melakukan perjalanan yang tak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.

Kamis pagi itu Izzah Lina bersiap ke rumah sakit. Ia menyiapkan bekal makanan untuk suami dan anaknya yang dirawat di rumah sakit. Setelah persiapan selesai, ia pun mencari taksi. Seorang sopir taksi menjemputnya di Stasiun MRT Woodlands. Tujuannya pergi ke National University Hospitall.

Tanpa diduga, sopir taksi yang mengantarkan membuka pembicaraan dengan sopan dan mengingatkannya untuk memakai sabuk pengaman. Sopir taksi tersebut juga mengingatkan untuk lebih berhati-hati menjaga bayinya, Norris. 

Pembicaraan keduanya berlanjut. Pak sopir yang sopan tersebut menanyakan, kenapa berangkat terburu-buru sepagi itu? Izzah Lina menceritakan, saat ini anaknya sedang sakit dan dirawat karena menderita Eosinophilic Gastroenteritis (EGE), penyakit langka auto-imun pada saluran pencernaan yang menyebabkan perut nyeri, kram perut, mual, muntah, diare, pendarahan gastrointestinal dan penurunan berat badan.

Sampai saat ini penyebab penyakit ini belum diketahui dan belum ada obatnya.  

Menyentuh, Kisah Sopir Taksi yang Tolak Dibayar Penumpangnya

Lina menggambarkan perjalanan pagi itu adalah hal yang menyenangkan. Bukan saja sopir taksi yang baru dikenalnya itu begitu sopan namun juga pembicaraan keduanya yang tulus seolah seperti telah bersahabat lama.

Hal yang lebih mengejutkan terjadi, ketika ia telah sampai tujuan dan membuka dompet, sopir taksi yang tak disebutkan namanya ini menolak uang pembayaran Lina yang jumlahnya sekitar Rp300 ribu ini.

"Tidak usah, kamu lebih membutuhkan uang itu dibanding saya, "katanya. Bahkan laki-laki itu mendoakan agar para peneliti di Amerika Serikat segera menemukan obat untuk anaknya.

"Kamu harus kuat dan sabar. Jangan lupa untuk selalu berdoa, "tambahnya.

Seolah tak percaya, Lina hampir lupa mengucapkan terimakasih. Dia sampai lupa untuk menanyakan nomor telepon sopir taksi yang bijaksana tersebut.

Bagaimana, kamu punya pengalaman serupa?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya