Sengketa Laut China Selatan Bisa Memicu Perang Dunia III?

Sengketa Laut China Selatan yang hingga kini belum menemukan titik terang, membuat sejumlah analis berpendapat akan segera terjadi perang.

oleh Citra Dewi diperbarui 01 Sep 2016, 15:35 WIB
Laut China Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)

Liputan6.com, Jakarta - Sengketa Laut China Selatan hingga kini belum menemukan titik terang. Tumpang tindih klaim dari sejumlah negara menjadi penyebab kompleksnya kasus tersebut.

Berdasarkan sejumlah analisis pun mengungkap, Perang Dunia III akan segera terjadi di Laut China Selatan. Namun, benarkah demikian?

Associate Profesor dan Associate Dean dari S. Rajaratnam School of International Studies Nanyang Technological University, Dr Ralf Emmers, menjawab pertanyaan tersebut.

"Saya bisa langsung berkata, tidak akan terjadi perang," ujar Emmers pada sesi tanya jawab dalam 2nd High Level International Workshop 2016 yang diadakan oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) pada Kamis (1/9/2016).

Terkait hal tersebut, ia pun menjelaskan tiga hal yang mendasari pernyataannya.

"Pertama, kekuatan besar memainkan peran dalam Laut China Selatan. China dan Amerika Serikat memiliki banyak saluran komunikasi bilateral yang bisa saja membuat situasi menjadi meningkat. Mereka secara strategis memberi sinyal satu dengan lain. Namun, saya rasa mereka tak akan meningkatkan situasi di luar kendali," jelas Emmers.

"Kedua, stabilitas strategis yang Anda lihat di Laut China Selatan berasal dari asimetri kekuasaan yang menyediakan ruang strategis untuk bermanuver," imbuhnya.

"Terkahir, setidaknya masih ada beberapa dialog yang terjadi dan dapat dilihat bahwa saling ketergantungan ekonomi makin meningkat," tuturnya.

Emmers pun menambahkan, berdasarkan tiga hal tersebut dirinya tidak setuju dengan pendapat beberapa analis yang mengatakan bahwa Perang Dunia III akan segera terjadi di Laut China Selatan.

Workshop yang mengusung tema "Finding Peaceful Solutions for South China Sea Disputes from ASEAN Perspective" itu, bertujuan untuk menemukan jalan terbaik dalam pengelolaan sengketa Laut China Selatan.

Sekitar 60 partisipan yang hadir dalam workshop berasal dari sejumlah kalangan, seperti perwakilan Research Center from East Asian and Southeast Asian Countries, Pemerintah Indonesia, organisasi internasional, kedutaan besar, media, serta mahasiswa.

Workshop yang diadakan di Sumba Room Hotel Borobudur Jakarta itu terdiri dari tiga sesi dengan membahas tiga topik berbeda, yakni perkembangan Laut China Selatan saat ini, ASEAN dan Laut China Selatan, serta solusi damai untuk Sengketa Laut China Selatan.

Sejumlah pakar sengketa Laut China Selatan, baik dari dalam maupun luar negeri, turut menjadi pembicara workshop yang diadakan oleh CSEAS tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya