Liputan6.com, Jakarta - Gegap gempita peluncuran phablet Galaxy Note 7 sepertinya tidak berjalan mulus. Pasalnya, Samsung tengah menghadapi masalah yang membuat penjualan perangkat tersebut terganggu.
Samsung meluncurkan Galaxy Note 7 pada 19 Agustus di tanah kelahirannya, Korea Selatan (Korsel) dan sudah terjual sebanyak 400 ribu unit sejak saat itu.
Namun perusahaan terpaksa menghentikan pengiriman produk ke tiga operator besar di negara tersebut yaitu SK Telecom, KT dan, LG Uplus.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip laporan Yonhap News, Jumat (2/9/2016), ada sebuah teori yang menjadi indikasi alasan Samsung memutuskan hal tersebut yaitu meledaknya baterai Galaxy Note 7 saat sedang mengisi daya. Setidaknya ada lima orang yang melaporkan insiden tersebut.
Dilaporkan GSM Arena, sampai kini belum ada tanggapan resmi Samsung mengenai insiden tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan ada unsur kerusakan pada charger pihak ketiga, yang menjadi penyebabnya.
Lebih lanjut, Reuters melaporkan bahwa penangguhan pengapalan Galaxy Note 7 disebabkan karena adanya pemeriksaan kualitas produk.
Seorang sumber internal Samsung mengatakan, "Pengujian tambahan sedang dilakukan untuk kualitas produk." Tapi ia tidak memberikan rincian pengujian tersebut.
Selain itu, seorang sumber dari operator lokal mengonfirmasi penangguhan pengapalan produk dan menyebutnya sebagai "halangan mendadak," tanpa ada penjelasan lebih lanjut.
(Din/Isk)