Liputan6.com, Jakarta Harga minyak menurun lebih dari 2 persen pada Kamis, menuju ke penurunan mingguan terbesar sejak Januari, karena investor menepis pembicaraan bahwa OPEC mungkin membekukan produksi dan terfokus pada pertumbuhan kelebihan stok minyak mentah AS
Laporan pemantauan energi layanan Genscape melaporkan penarikan 714.282 barel di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak mentah berjangka AS selama seminggu yang berakhir pada 30 Agustus tidak sedikit untuk meningkatkan sentimen, kata para pedagang.
Advertisement
Investor fokus pada data pemerintah pada Rabu yang menunjukkan 2,3 juta barel dibuat oleh persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu, lebih dari dua kali lipat dari apa yang diharapkan pasar.
"Data persediaan AS yang tinggi menunjukkan kelebihan pasokan akan tetap lebih lama dari yang diharapkan," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN AMRO Bank N.V. di Amsterdam dilansir dari CNBC, Jumat (2/9/2016).
"Di atas itu, mengantisipasi dolar lebih tinggi jika Fed mulai menaikkan suku bunga adalah negatif untuk harga minyak. Dan ada juga ketidakpastian tentang kemungkinan OPEC / tindakan non-OPEC pada akhir bulan."
Harga minyak acuan AS untuk kontrak November turun US$ 1,54 atau 3,45 ppersen ke lvel US$ 43,16 per barel, menandai penurunan 3 pekan. Itu adalah harga terburuk sejak 11 Agustus.
Sementara harga minyak acuan Brent untuk November turun US$ 1,35 atau 2,88 persen dan menetap di level US$ 45,42 per barel.
Baik Brent atau West Texas Intermediate turun lebih dari 8 persen week to date untuk penurunan terbesar mereka sejak pertengahan Januari.