Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah mengikuti gerak bursa Asia.
Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (2/9/2016), IHSG melemah 0,13 persen ke level 5.327. Indeks saham LQ45 melemah 0,24 persen ke level 913,23. Ada sebanyak 33 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 61 saham menguat dan 76 saham diam di tempat.
Advertisement
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.330,30 dan terendah 5323,57. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.577 kali dengan volume perdagangan 101,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 106,8 miliar.
Secara sektoral, sejumlah sektor melemah dipimpin oleh sektor pertambangan yang melemah 0,19 persen, konstruksi 0,19 persen kemudian sektor infrastruktur juga melemah 0,04 persen.
Investor asing pun masih melakukan aksi jual yang mencapai Rp 29 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.263.
Saham-saham yang memimpin penguatan antara lain saham GDST naik 16,00 persen ke level Rp 145 per saham, saham BAJA mendaki 15 persen ke level Rp 320 per saham, dan saham FORU naik 7,43 persen ke level Rp 535 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham BNGA turun 9,93 persen ke level Rp 680 per saham, saham HDFA susut 9,04 persen ke level Rp 151 per saham, dan saham KICI susut 6,58 persen ke level Rp 142 per saham.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, kondisi ekonomi stabil menopang pola gerak IHSG. Saat ini level support IHSG perlu terjaga kuat di level 5.302. Hal itu agar proses kenaikan dapat berlanjut menembus level resistance 5.458.
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan meski didera aksi jual namun penurunan IHSG dapat dilawan oleh aksi beli saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua.