Liputan6.com, Jakarta Sosok Gatot Brajamusti dianggap warga RW 17, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, sebagai sosok yang kontroversial. Pasalnya, Gatot Brajamusti memiliki dua pribadi yang bertolak belakang.
Di satu sisi Gatot Brajamusti dikenal dermawan lantaran sering membagi-bagikan sembako kepada warga tak mampu. Namun, di sisi lain pria yang berprofesi sebagai artis dan guru spiritual itu sering kena tegur warga. Penyebabnya tak lain adalah "pesta malam Jumat" yang rutin dilakukan di rumahnya.
Baca Juga
Advertisement
"Selama 18 tahun jadi Ketua RW, saya enggak pernah menegur atau mengeluarkan surat peringatan (SP) kepada warga. Baru orang ini (Gatot Brajamusti) saja yang sudah saya tegur dan berikan SP dua kali," kata Ketua RW 17, Louis Pakailah, di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016) malam.
Teguran itu dilayangkan Louis Pakailah karena menilai kegiatan yang dilakukan Gatot Brajamusti di rumahnya telah meresahkan warga sekitar. Wajar saja, sebab puluhan tamu pria dan wanita selalu datang bergantian sejak malam hingga menjelang Subuh.
"Dia ini orangnya meresahkan, kontroversial-lah. Dia mengganggu kehidupan bertetangga karena ramai terus rumahnya. Dikunjungi orang berbeda terus yang datang ke sini. Dan itu dari malam hingga pagi hari," ungkapnya.
Dengan adanya kasus narkoba, Louis Pakailah berencana mengambil sikap tegas kepada Gatot Brajamusti. "Kami akan pertimbangkan. Karena ditegur pun boro-boro digubris. Memang sudah kontroversial," ucap Louis Pakailah.
Satuan Gabungan Polres Mataram dan Polres Lombok Barat menangkap Gatot Brajamusti di sebuah hotel berbintang pada Minggu (28/8/2016). Saat diciduk Gatot Brajamusti diduga tengah melakukan pesta narkoba. Polisi juga mengamankan delapan orang, satu di antaranya penyanyi Reza Artamevia. Dari hasil tes urine, Gatot dan Reza Artamevia positif mengonsumsi narkoba amphetamine.