Liputan6.com, Jakarta - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan meningkatkan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sekitar Rp 1,3 triliun.
Untuk melakukan aksi korporasi itu, perseroan telah menyampaikan surat ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Agustus 2016. Aksi korporasi itu diharapkan selesai pada Desember 2016.
Perseroan akan melepas 145 juta saham baru. Para pemegang saham yang memiliki delapan lembar saham diberikan hak untuk memesan satu lembar saham baru.
Penambahan jumlah lembar saham hingga 145 juta saham itu akan meningkatkan jumlah lembar saham dari 1,156 miliar lembar saham menjadi 1,301 miliar lembar saham.
Baca Juga
Advertisement
Siloam akan menggunakan dana rights issue untuk membiayai perluasan usaha, modal kerja Perseroan, dan membayar utang kepada pemegang saham. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk membangun 40 rumah sakit, dan ekspansi puncak pada 2018.
Adapun CVC pun akan berpartisipasi dalam rights issue tersebut sebagai investor strategis melalui transaksi ekuitas sebesar Rp 2,2 triliun dengan PT Lippo Karawaci Tbk. CVC akan investasi 15 persen saham di Siloam dengan membeli saham dari PT Lippo Karawaci Tbk dan Ciptadana dengan berpartisipasi dalam rencana rights issue.
"Kami menyambut CVC ke dalam kumpulan investor strategis kami. Hal ini mengukuhkan potensi pertumbuhan, rekam jejak serta rencana perluasan usaha kami di arah benar. Rights issue akan memberikan Siloam kemampuan secara keuangan untuk mencapai visi untuk menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit kami," jelas Presiden Direktur Siloam Romeo Liedo seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/9/2016).
Pemegang saham Perseroan antara lain PT Megapratama Karya Persada sekitar 60,46 persen, Caroline Riady Djojonegoro sebesar 0,01 persen, dan masyarakat sebesar 39,54 persen.(Ahm/Ndw)