Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha PO Bus yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) mengeluhkan tingginya suku bunga yang didapatkan dalam setiap pengadaan armada baru.
Ketua IPOMI Kurnia Lesani Adnan menjelaskan suku bunga yang didapatkan para pengusaha bus dalam memperbarui armadanya bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga pembelian mobil pribadi.
"Kita ini bayar bunga setiap beli bus baru itu lebih mahal dari mobil pribadi, kita sekarang kena bunga 14 persen, kalau mobil pribadi itu cuma 8-9 persen," kata Lesani dalam diskusi 'Membangun Bus Indonesia Wow' di Marplus Campus, Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Dia menuturkan, di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah ditambah dengan harga dolar Amerika Serikat (AS) yang tinggi, menjadikan para pengusaha PO Bus memutar otak demi memperbaiki pelayanannya.
Baca Juga
Advertisement
Tingginya suku bunga kredit tersebut ditambah dengan aturan dari Kementerian Perhubungan yang mensyaratkan kategori bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) harus memiliki usia kendaraan di bawah 25 tahun, sedangkan Bus Pariwisata di bawah 10 tahun.
"Dorongan ini tidak ditindaklanjuti dengan kebijakan mengenai pembiayaan tadi yang ada di Kementerian Keuangan, harusnya kalau mau seperti itu, kita diberi nafas untuk mempercepatnya," tegas Lesani.
Dia mengakui saat ini masih ada beberapa bus yang tingkat kenyamanannya masih kurang, terlebih bus-bus antar kota dalam provinsi. Namun demikian, para pengusaha tersebut tetap berusaha untuk terus memperbaikinya. (Yas)