CdM Olimpiade dan Firasat Emas Indonesia

Ketika itu, Tontowi bertanya kepada Raja Sapta,"Kalau emas, apakah ada potongan pajaknya?"

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 02 Sep 2016, 23:10 WIB
Raja Sapta Oktohari

Liputan6.com, Jakarta CdM kontingen Indonesia, Raja Sapta Oktohari telah memiliki firasat, Indonesia bakal meneruskan tradisi emas dari cabang olahraga bulutangkis ketika bertemu dengan Tontowi/Liliyana malam sebelum final berlangsung.

Ketika itu, Tontowi bertanya kepada Raja Sapta,"Kalau emas, apakah ada potongan pajaknya?" kata Raja Sapta. "Dari situ, saya memiliki firasat mereka meraih emas," ucap pengusaha 40 tahun ini dalam jumpa pers, di Gedung FX, Senayan, Jumat, (2/9/2016).

Raja Sapta belum mengetahui, mekanismenya. Namun, dia berjanji kepada Tontowi akan mencari tahu."Beruntung, setelah tiba di Indonesia, Pemerintah melalui Kemenpora tidak memotong pajak peraih medali Olimpiade 2016."

Seperti diketahui, pemerintah mengganjar hadiah Rp 5 miliar untuk peraih emas, perak Rp 2 miliar dan perunggu Rp 1 miliar. Menpora Imam Nahrawi berjanji, hadiah tersebut akan cair setelah gelaran Paralympic Games.


Cairkan Suasana

Manajer Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2016, Rexy Mainaky puas dengan Chief de Mission (CdM) Raja Sapta Oktohari. Rexy menilai, Raja Sapta mampu mencairkan suasana tegang.

Dia melihat kemampuan Raja Sapta ketika berdiskusi dengan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. "Dia mampu membuat suasana cair. Awalnya, mereka (Tontowi/Liliyana) tegang, namun Raja bercerita tentang hiu karena gemar menyelam," ujar Rexy dalam pembubaran CdM di FX, Senayan.

Berdasarkan pengalaman Rexy, ketika masih menjadi atlet, bertemu CdM ketika Olimpiade membuat suasan semakin tegang. "Sebab, CdM menuntut kami (para atlet) untuk merebut medali dan semakin menambah tekanan," sambung peraih emas Olimpiade 1996 di bulutangkis nomor ganda putera.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya