Ini Jurus Jemaah Haji Hadapi Macet di Mekah Jelang Wukuf

Jemaah diminta untuk mematuhi jadwal yang sudah ditetapkan agar tidak menunggu di luar terlebih dahulu di tengah panasnya cuaca.

oleh Muhammad Ali diperbarui 02 Sep 2016, 21:32 WIB
Ribuan jemaah muslim saat mengumandangkan doa sambil mengelilingi Kakbah selama bulan suci Ramadan di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Rabu (8/6). (REUTERS/Faisal Al Nasser)

Liputan6.com, Jeddah - Kemacetan lalu lintas dipastikan bakal terjadi di Kota Mekah, Arab Saudi, pada saat menjelang puncak haji. Dalam satu waktu dan tempat, jemaah haji dari seluruh dunia akan menuju pada satu titik yakni Padang Arafah.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi Subkhan Chalid mengungkapkan akan menyediakan 21 unit bus pada setiap maktab. Bus angkutan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) itu akan terus bolak-bolik mengangkut jemaah.

"10 Armada bertipe jenis city bus berkapasitas antara 70-80 orang. Sisanya, bus bertipe antarkota berkapasitas 45-49 orang," ujar Subkhan di Mekah, Jumat (2/9/2016).

Dia menjelaskan, jadwal keberangkatan bus terbagi dalam tiga waktu. Pertama pukul 07.00-11.30 WAS. Kemudian, tahap kedua pukul 13.00 sampai 16.00 WAS. Sesi terakhir pukul 16.00 sampai 00.00 WAS atau sampai seluruh jemaah terangkut semua ke Arafah.

"Masing-masing maktab akan melakukan qurah atau undian terhadap kloter-kloter yang ada dalam pengelolaannya, 7-8 kloter itu mana yang akan berangkat pagi, siang dan sore. Kami mohon juga kepada para ketua sektor untuk memantau pelaksanaan qurah dan memastikan kepada jemaah mematuhi jadwal itu," harap Subkhan.

Jemaah calon haji Indonesia di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Untuk itu, jemaah diminta untuk dapat mematuhi jadwal yang sudah ditetapkan. Sikap itu sangat penting agar jemaah tidak menunggu di luar terlebih dahulu di tengah panasnya cuaca.

"Jadi pastikan jadwalnya, pastikan busnya datang baru kemudian turun naik bus. Jangan kemudian berangkatnya sore, subuh sudah pakai ihram dan sudah turun di jalan-jalan, itu nanti cuacanya panas," tegas Subkhan.

Demi kelancaran angkutan, ia meminta para seluruh petugas, baik petugas kloter maupun petugas PPIH yang ada di tenda-tenda di Arafah untuk memperhatikan jadwal pergerakan jemaah,

"Nanti di setiap tenda maktab akan ada ruang khusus semacam halte," terang Subkhan Chalid.

Strategi Mengurangi Kemacetan

Beberapa perubahan pun dilakukan demi kelancaran transportasi jemaah. Seperti rute dari Arafah ke Mudzalifah yang awalnya akan dilayani 21 bus per maktab kini menjadi 7 bus. Satu maktab terdiri dari 2.800-3.000 jemaah.

Strategi ini diyakininya akan mengurangi kemacetan saat arus jelang puncak haji. Konsekuensinya, bus akan bolak balik enam kali untuk mengangkut jemaah yang dimulai ketika terbenamnya matahari di Arafah menuju Mudzalifah.

"Nanti teman-teman (PPIH) kita akan brief lagi untuk menjamin kelancaran supaya jam 12 malam jemaah sudah terangkut semua ke Mudzalifah, nanti tim kita akan sweeping dan akan meninggalkan Arafah setelah semua jemaah terangkut ke Mudzalifah," kata Subkhan.

Berikutnya, angkutan dari Mudzalifah ke Mina dikurangi dari tujuh bus menjadi lima bus. Pertimbangannya adalah bahwa rute Mudzalifah ke Mina sekiar jam 23.00 WAS akan melewati tenda-tenda jemaah yang berpotensi menimbulkan macet.

Bus Rabitat Mekah akan mengangkut jemaah haji dari Jeddah ke Mekah (Muhammad Ali/Liputan6.com)

"Di Mudzalifah itu kan mabit mestinya tengah malam, ini untuk proses loading, jadi bus jam 23.00 malam sudah akan ada di pintu-pintu naiknya jemaah, itu diutamakan bagi jemaah-jemaah yang memerlukan bantuan khusus, yang pakai kursi roda, pakai tongkat, yang sakit, yang sepuh dan lain sebagainya itu proses naiknya saja kan butuh waktu sekitar 30 sampai 45 menit," urai Subkhan.

Ia juga mengimbau jemaah setiba di Mudzalifah agar menempati tempat sesuai hasil qurah (undian). Sehingga alurnya menjadi tertib dan jemaah dapat duduk sambil menikmati pemandangan Mudzalifah dan memperbanyak ibadah.

Subkhan mengingatkan hal tersebut karena pada pelaksanaan ibadah haji tahun lalu banyak jemaah yang sesungguhnya berangkat belakangan, tapi sudah berbaris di gate yang tidak terlalu besar itu sehingga menghalangi jemaah yang seharusnya berangkat.

Nafar Awal dan Tsani

Terkait angkutan dari dari Mina ke Mekah, Subkhan menjelaskan nanti ada dua waktu krusial. Pertama tanggal 12 Zulhijah untuk jemaah yang mengambil nafar awal, akan dimulai pukul 06.00 WAS sampai dengan sebelum terbenamnya matahari sudah keluar dari Mina karena memang demikian ketentuannya.

"Saat ini jemaah akan kita data siapa yang akan melaksanakan nafar awal dan siapa yang akan laksanakan nafar tsani, sehingga mudah untuk menyiapkan akomodasi dan kendaraanya, namun sebagian juga ada yang berubah niatnya itu setelah di Mina karena situasi karena hal-hal lain ada yang mengubah niatnya dari nafar tsani ke nafar awal atau sebaliknya, ini kami harap jumlahnya tidak terlalu signifikan perubahan itu dari rencana awal yang dipilih oleh jemaah itu sendiri sehingga kita mudah menyediakan angkutannya," terangnya panjang lebar.

Ribuan jemaah calon haji usai salat Isya di Masjid Nabawi, Madinah. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Sementara skenario angkutan untuk tanggal 13 Zulhijah yaitu untuk jemaah yang mengambil nafar tsani, akan dimulai pukul jam 06.00 WAS sampai selesai, yakni jemaah terangkut semua ke Mina.

Menurut dia, yang paling krusial adalah pengaturan transportasi pada tanggal 12 Dzulhijah karena jalanan di Kota Mekah akan dipenuhi lautan manusia. Pada umumnya mereka berjalan kaki untuk melakukan tawaf ifadah ke Masjidil Haram.

Jadi, ujar dia, kemungkinan pada 12 Zulhijjah, bus-bus akan sulit mendekati gedung-gedung tempat tinggal jemaah. Di mana bus berhenti jemaah dipersilakan berjalan kaki karena bus tidak bisa mendekat ke pemondokan.

"Jadi mohon bersiap-siap yang ambil nafar awal, khususnya bagi jemaah yang pemondokannya ada di tempat-tempat padat seperti di Mahbas Jin dan Syisyah ini bus akan sulit merapat ke gedungnya jadi nanti akan diturunkan di jarak yang mungkin ada 500 meter atau satu kilometer, karena bisanya berhenti di situ, ini dari sekarang diperhatikan dan dipersiapkan," ujar Subkhan menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya