Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji Indonesia yang akan berangkat ke Arafah pada 8 Zulhijah nanti diimbau agar membawa bekal makanan yang cukup. Hal ini mengingat pada pagi hingga siang, para jemaah tidak mendapatkan jatah makan dari panitia penyelenggara ibadah haji Indonesia.
"Katering baru datang (di Arafah) pada malam hari 8 Zulhijah," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis di Jeddah, Arab Saudi, Kamis 1 September 2016 waktu Saudi.
Advertisement
Dia mengaku kebijakan ini akan berjalan dengan baik. Karena ia sudah berkoordinasi dengan semua pihak agar menyosialisasikannya kepada para jemaah.
"Kita sudah koordinasi dengan ketua kloter maupun jemaah agar membawa bekal yang cukup hingga di Arafah," ujar Sri.
Pada saat wukuf, seluruh jemaah haji Indonesia yang berjumlah 168.800 orang akan berkumpul di Padang Arafah. Mereka akan berdiam diri mulai tergelincir matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbenam matahari, 10 Zulhijah.
Wukuf di Arafah merupakan rukun dari ibadah haji yang wajib dilakukan. Rangkaian ibadah ini merupakan bagian terpenting karena menentukan sah atau tidaknya pelaksanaan haji para jemaah.
Fasilitas Saat Wukuf
Agar jemaah haji Indonesia khusyuk dalam menjalani proses puncak haji tersebut, sejumlah fasilitas bakal disediakan. Selain tenda juga akan ada karpet yang digunakan sebagai alas jemaah.
"Kita juga akan sediakan air mineral saat jemaah tiba di Arafah. Ada empat botol air mineral. Ini sebagai antisipasi (dehidrasi) di tengah cuaca yang panas," ujar Sri.
Ada 52 maktab yang akan ditempati jemaah haji Indonesia saat wukuf di Padang Arafah. Setiap maktab, lanjut dia, akan disediakan 101 water fan (kipas angin yang menyemburkan air) untuk dapat menyejukkan ruangan dalam tenda.
"Selain itu, juga akan disediakan termos oranye yang berisi es batu. Ini merupakan permintaan dari Kementerian Kesehatan sebagai antisipasi jemaah dalam menghadapi cuaca ekstrem," jelas Sri.
Dia mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan penyediaan ambulans di titik-titik yang menjadi tempat rawan bagi kesehatan jemaah. Sebab pada saat wukuf, kesehatan para jemaah yang berisiko tinggi dikhawatirkan mengalami masalah lantaran diterpa cuaca terik.
"Tahun ini, Alhamdulillah ambulans tersebut disediakan di tempat yang rawan," ucap Sri.
Sedangkan untuk transportasi, jemaah yang berangkat ke Arafah akan menggunakan bus. Ada tiga trip bus tersebut, yaitu pagi, siang dan sore.
Namun yang tak kalah penting, dia memastikan kualitas tenda di Arafah lebih baik dari tahun sebelumnya. Tenda-tenda tersebut tak mudah roboh saat diterpa angin kencang.
"Ada peningkatan, antara lain kualitas tenda. Kita diberi kesempatan untuk mengecek tenda, jika kurang baik, bisa diganti," ujar Sri.